Jakarta, FORTUNE - Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengungkapkan bahwa pembangunan bandar udarar (Bandara) di Ibu Kota Nusantara (IKN) terkendala dengan hujan yang terus-menerus mengguyur wilayah Kalimantan Timur.
Dalam satu bulan kawasan IKN hanya mengalami sekitar delapan hari cerah, dan jika kondisi cuaca seperti ini berlanjut target penyelesaian sejumlah fasilitas bandara di IKN bisa tertunda dari jadwal yang telah ditetapkan.
"Dari diskusi dalam rapat dan pengalaman langsung di lapangan, cuaca adalah tantangan terbesar dalam pembangunan infrastruktur di IKN," kata dia dalam pernyataan resmi yang dikutip pada Senin (15/7).
Demi menyiasati hal tersebut, Budi menginstruksikan adanya peningkatan dalam upaya modifikasi cuaca dalam beberapa bulan ke depan. Terkait dengan hal tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah melakukan modifikasi cuaca dan umumnya berhasil mengurangi intensitas hujan.
Sejak 1 Juni 2024 hingga 12 Juni 2024, hujan terus turun di IKN sebelum teknologi modifikasi cuaca (TMC) diterapkan. Namun, setelah TMC diimplementasikan pada 14 Juni 2024 hingga 16 Juni 2024, hujan tidak lagi jatuh di kawasan dimaksud.
Meskipun demikian, BMKG telah melansir maklumat mengenai kehadiran fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang dapat memengaruhi kekuatan curah hujan tropis. "Dengan anomali [cuaca] yang sangat kuat, hujan ini tidak bisa dihindari," kata Kepala BMKG, Dwikoritas Karnawati.
Budi mengatakan percepatan pembangunan landasan pacu sepanjang 2.200 meter di bandara IKN saat ini masih terus berlangsung dengan target penyelesaian pada 1 Agustus mendatang. Upaya ini dilakukan untuk mendukung kelancaran transportasi dalam menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus nanti.
Spesifikasi bandara di IKN
Secara umum, luas seluruh area bandara IKN adalah 347 hektare dengan peruntukkan untuk runway mencapai 3000 x 45 meter, taxiway A (180 x 30) meter dan B (180 x 30) meter, serta apron 102.150 meter persegi.
Terminal Bandara VVIP IKN berada di area lahan seluas 7.000 m2 dengan kawasan VVIP 1.500 meter persegi.
Bandara di IKN tersebut ditargetkan dapat melayani operasi penerbangan minimal pada Juli 2024 dan melayani operasi penuh penerbangan pada Desember 2024.
Nantinya pesawat terbesar yang akan dilayani bandara ini adalah Boeing 777-300ER dan Airbus A380.
Bandara di IKN itu mampu menampung kapasitas apron tiga pesawat berbadan besar, satu pesawat berbadan kecil (narrow body); atau tujuh pesawat berbadan kecil (narrow body); serta kapasitas helipad menampung tiga helikopter.