Menkes Sebut Gizi Sebagai Salah Satu Penyebab Penyakit

Dana besar digelontorkan untuk mengatasi masalah tersebut.

Menkes Sebut Gizi Sebagai Salah Satu Penyebab Penyakit
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin. (dok. Kemkes)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Masalah gizi merupakan tantangan kesehatan terbesar di Indonesia.
  • Penyediaan makanan dengan takaran yang sesuai, baik dari segi jumlah maupun ragam, sangat penting untuk setiap kelompok masyarakat.

Jakarta, FORTUNE - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, memberikan penekanan mengenai pentingnya pemahaman mengenai gizi.

Menurutnya, masalah gizi merupakan salah satu tantangan kesehatan terbesar di Indonesia, bahkan setara dengan penyakit-penyakit seperti stroke, jantung, dan kanker. Ia menjelaskan bahwa masalah gizi dapat muncul dalam dua bentuk: kelebihan dan kekurangan.

"Kebanyakan dari orang tua mengalami kelebihan gizi, yang biasanya terlihat dari kondisi perut yang membesar. Sebaliknya, Kekurangan Gizi sering terjadi pada balita dan ibu hamil," kata Budi dalam saat tanya jawab dengan media usai meresmikan Sinergi Program Desa Pangan yang disiarkan secara virtual, Senin (14/10)

Lebih lanjut, Budi menjelaskan bahwa permasalahan gizi tidak saja bertaut dengan jumlah makanan yang dikonsumsi, tetapi juga ragamnya. Oleh karena itu, penyediaan makanan dengan takaran yang sesuai, baik dari segi jumlah maupun ragam, sangat penting untuk setiap kelompok masyarakat. Misalnya, kebutuhan gizi anak-anak dan ibu hamil berbeda dari kebutuhan gizi orang tua.

"Ada takarannya. Itulah sebabnya kita perlu rumah produksi pangan yang memahami cara membuat makanan dengan jumlah dan ragam yang pas untuk kelompok tertentu," ujarnya.

Anggaran untuk permasalahan gizi

Dia mengatakan bahwa sebagai dukungan untuk mengatasi pemasalahan gizi, pihaknya telah menganggarkan dana sebesar Rp1,9 triliun ke dalam program tersebut. Menurutnya, isu kekurangan gizi perlu diprioritaskan, karena balita dan ibu hamil punya kesempatan hidup lebih panjang.

Selain itu, dia menyampaikan peran Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang telah membantu mendirikan rumah produksi pangan di Desa Panggungharjo, Yogyakarta. Inisiatif ini bertujuan mengedukasi para ibu mengenai cara mempersiapkan makanan dengan standar kebersihan dan kandungan gizi yang tepat, guna mencegah penyakit kekurangan gizi pada balita dan ibu hamil.

Budi turut memberikan panduan praktis dalam menjaga keseimbangan gizi keluarga.

"Saya kasih rumus gampang: anak yang kelebihan, orang tuanya yang kekurangan. Jadi, semua ibu, kurangi jatah makan suami, dan tambahkan untuk anak-anak," katanya.

Dengan edukasi dan penerapan gizi yang tepat, diharapkan masalah gizi, baik kekurangan maupun kelebihan, dapat ditekan. Hal ini penting agar balita dan ibu hamil dapat tumbuh sehat, serta orang tua terhindar dari risiko penyakit akibat kelebihan gizi.

Related Topics

MenkesKekurangan Gizi

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

IDN Channels

Most Popular

GoPay Respons Menkominfo Disebut Fasilitasi Judi Online hingga Rp89 M
Bukan Cuma Temu, Pemerintah juga Akan Blokir Aplikasi Cina Shein
Bot Optimus Tesla Curi Perhatian, Meski AI-nya Hanya "Ilusi"
Kurs SGD ke Rupiah Hari Ini, 14 Oktober 2024
Utang Luar Negeri Indonesia Naik 7,3% Menjadi Rp6.623 Triliun
Pahami Apa Itu Saham LQ45 dan Daftar Terbaru di 2024