Jakarta, FORTUNE – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta TNI dan Polri solid dalam mengamankan gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November 2022. Hal itu dia sampaikan dalam acara Tactical Floor Game yang dilaksanakan TNI dan Polri.
"Intinya saya minta supaya semua alur, semua pergerakan dari delegasi, bisa kita pantau dengan baik. Kita bersiap untuk kemungkinan yang paling buruk, supaya kita bisa maksimal keamanannya," ujar Luhut dalam keterangan tertulis, Kamis (10/11).
Pengamanan acara tersebut sudah disiapkan melalui Operasi Puri Agung 2022. Operasi ini merupakan operasi terpadu antara Paspampres, TNI, Polri, dan BNPB untuk mengamankan KTT G20 Indonesia.
Aspek-aspek pengamanan telah disiapkan dengan lengkap, yaitu command center, GPS individu, dan kendaraan, perlindungan individu berbasis IT, drone pengintai, anti-drone, dan face recognize.
Tactical floor game merupakan kegiatan simulasi pengamanan yang dilakukan oleh anggota TNI dan Polri. Sehingga aparat keamanan yang bertugas memiliki gambaran situasi saat KTT G20, serta dapat mengantisipasi berbagai potensi ancaman seperti misalnya aksi teror, penculikan, atau ancaman bom.
"Saya mau TNI sama POLRI solid untuk mengamankan KTT G20 Indonesia, sesuai dengan arahan dari Presiden RI," tegas Menko Luhut kepada Jenderal POLRI Sigit dan Jenderal TNI Andika.
Sebagai informasi, KTT G20 yang digelar di Bali akan dihadiri 17 pemimpin negara. Beberapa petinggi negara yang sudah mengonfirmasi hadir di antaranya Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Presiden China Xi Jinping, hingga Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.
Belasan ribu pasukan telah disiagakan
Pemerintah telah mengerahkan sekitar 18.000 pasukan gabungan yang terlibat dalam proses pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali.
Dari sisi keamanan laut TNI telah mengerahkan sebanyak 13 kapal KRI untuk bersiaga di perairan sekitar Hotel Apurva Kempinski dan kawasan Nusa Dua.
Selain itu, sebanyak 15 helikopter yang telah disiapkan, termasuk dua pesawat tempur F16, dua pesawat Sukhoi yakni Sukhoi 27 dan 30 untuk menjaga wilayah udara Bali selama konferensi berlangsung.
Ancaman serangan siber
Sementara, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengungkapkan, secara umum belum ada potensi ancaman yang signifikan terkait kegiatan pengamanan KTT G20. Namun, ia mengakui terdapat beberapa serangan siber.
Meski begitu, ia tidak menjelaskan lebih jauh jenis serangan yang dimaksud. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Badan Intelijen Negara (BIN), dan Polri untuk mengatasi ancaman ini.
"Kami bersama BSSN, BIN, Polri sudah berkali-kali melakukan simulasi dan kebetulan ada gangguan yang real. Itu justru membuat kami lebih matang. Serangan itu bagaimana dan seberapa cepat kami merespons itu juga sebetulnya membuat kami siap,” ujarnya.
Andika memerintahkan semua pasukan yang terlibat harus mengenal medan di titik masing-masing, khususnya ketika ada dinamika saat konferensi. Hal ini mengingat kawasan yang dipergunakan konferensi minim daratan dan dekat dengan perairan.
"Semua harus siap dan tidak bergerak di titik masing-masing sampai seluruh kegiatan G20 ini selesai," katanya.