Jakarta, FORTUNE – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akhirnya meluluskan permohonan rekomendasi impor PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) untuk mendatangkan gerbong kereta rel listrik (KRL) bekas dari Jepang.
“Importasi tetap ada dalam opsi, walaupun tidak prioritas,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, kepada wartawan, Minggu (5/3).
Dalam urusan impor barang modal bekas, Kementerian Perindustrian telah menerbitkan aturan teknisnya lewat Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 14 Tahun 2016. Aturan tersebut memperkuat Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 127 Tahun 2015 tentang Ketentuan Impor Barang Modal Dalam Keadaan Tidak Baru.
Dia mengatakan kebutuhan kereta api seharusnya lebih direncanakan dengan lebih rapi, mulai dari jangka menengah hingga jangka panjang, “sehingga semua stakeholders siap. Ke depan kasus seperti ini, apalagi impor, tidak boleh terulang lagi,” ujarnya.
Solusi sementara untuk KRL
Dalam surat per 6 Januari 2023, Kementerian Perindustrian menyatakan rencana impor oleh PT KCI belum dapat ditindaklanjuti karena pemerintah berfokus pada peningkatan produksi dalam negeri serta substitusi impor melalui Program Peningkatan Pengguna Produk Dalam Negeri (P3DN).
Padahal, PT KCI berencana untuk melakukan impor Barang Modal Dalam Keadaan Tidak Baru (BMTB) berupa 120 Unit KRL Type E217 untuk kebutuhan tahun ini dan 228 Unit KRL Type E217 untuk tahun depan dengan Pos Tarif/HS Code 8603.10.00.
Unit tersebut nantinya akan menggantikan gerbong KRL yang dipensiunkan dalam rentang 2023-2024.
Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati, mengatakan importasi dapat dijadikan opsi sambil menunggu gerbong produksi dari PT Industri Kereta Api (INKA), yang baru dapat menyelesaikan pesanan PT KCI pada 2025.
Kontrak pemesanan gerbong KRL mencapai 16 rangkaian senilai Rp4 triliun.
“Perlu ada solusi sementara untuk mengatasi lonjakan penumpang KRL sampai produk INKA selesai dan dapat digunakan untuk melayani,” katanya.
Berdasarkan data yang dilaporkan oleh PT KCI, realisasi penumpang tertinggi sebelum pandemi telah menyentuh 336,3 juta penumpang pada 2019. Jumlah penumpang diproyeksikan akan terus meningkat hingga 523,6 juta pada 2040.
Guna mengakomodasi pertumbuhan tersebut, diperlukan upaya untuk meningkatkan kapasitas angkut dari 436 juta penumpang pada 2023, menjadi 517 juta pada 2026.
Mengenal tipe kereta yang bakal diimpor PT KCI
Melansir Redigest, portal informasi pencinta kereta api, KRL seri E217 tergolong keluarga “New Series Train” yang diperkenalkan oleh East Japan Railway Company (JR East).
Produksi masalnya dimulai pada November 1995 dan berakhir pada November 1999.
Sebanyak 745 unit kereta dibagi dalam 51 rangkaian utama formasi 11 kereta dan 46 rangkaian pengikut formasi 4 kereta berhasil diproduksi. Usia kereta jenis ini, seperti lainnya, seharusnya tidak lebih dari 50 tahun.
Jenis tersebut lantas menjadi pionir KRL suburban dengan jumlah pintu penumpang empat pasang per kereta sejak swastanisasi JNR menjadi JR.
Sejumlah pabrikan memproduksi KRL seri E217: Kawasaki Heavy Industries, Tokyu Car Corporation (kini J-TREC Yokohama), JR East Niitsu Vehicle Manufacturing (kini J-TREC Niitsu), dan JR East Ofuna Plant.
Selama 26 tahun, KRL seri E217 telah beroperasi di jalur Yokosuka-Sobu Rapid, dengan usia rangkaian termuda yaitu 21 tahun pada 2021.
Kondisi seri E217 yang terus merosot membuat JR East memutuskan untuk menggantinya secara bertahap. Penuaan terjadi lebih cepat karena kereta jenis itu mesti melalui jarak tempuh hingga lebih dari 100 kilometer, serta wilayah pengoperasian dekat laut.