Meski Uji Coba Terlambat, Proyek Sistem Tol Nirsentuh Tetap Jalan

Teknologi sistem MLFF telah disesuaikan dengan Indonesia.

Meski Uji Coba Terlambat, Proyek Sistem Tol Nirsentuh Tetap Jalan
Jalan Tol Tangerang-Merak milik Astra Infra Group. (Dok. Istimewa)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) memastikan proyek transisi sistem transaksi tol nontunai nirsentuh akan berjalan di Indonesia.

Direktur RITS, Gyula Orosz, mengatakan proyek tersebut masih akan tetap berjalan meski jadwal uji cobanya mengalami sedikit keterlambatan dari yang ditetapkan sebelumnya. Pada rencana awal, pelaksanaan uji coba sistem tersebut akan berlangsung di Tol Bali-Mandara pada 1 Juni mendatang.

"Tentu saja ada sedikit keterlambatan dalam jadwal, tetapi di satu sisi ini normal dalam proyek-proyek besar seperti ini," kata Gyula dalam keterangan tertulis, Selasa (30/5).

Penjelasan Gyula ini merespons pernyataan mantan Direktur Umum RITS, Musfihin Dahlan, yang menurut Gyula tidak lagi memiliki kapasitas untuk menyampaikan informasi tentang proyek ini sejak 22 Mei lalu.

Sebelumnya, Musfihin menyebut uji coba sistem transaksi tol yang sedianya dilakukan di Bali pada 1 Juni itu batal lantaran adanya perbedaan visi antara Roatex Hungaria dan Roatex Indonesia. Dia mengatakan salah satu yang dijanjikan saat merancang sistem ini adalah jaminan pendapatan badang usaha jalan tol (BUJT) 100 persen.

Namun, dalam perjalanan, Roatex Hungaria ingin sistem ini diterapkan sesuai dengan yang telah diterapkan di Hungaria. Di negara tersebut, operator jalan tol berada dalam kendali pemerintah dan dibayar oleh pemerintah.

Keinginan tersebut mendapat penolakan dari Roatex Indonesia. Mereka ingin sistem yang dibangun disesuaikan dengan kondisi di Indonesia, yang penglolaannya oleh swasta dan swasta memungut pengembalian modal dari pemungutan tarif tol.

RITS telah menyesuaikan dengan kondisi Indonesia

Namun, Gyula membantahnya. Dia mengatakan penggunaan teknologi dalam sistem MLFF yang dibuat saat ini telah melewati proses adaptasi dengan lingkungan dan keadaan lokal Indonesia.

"Kami mempertimbangkan kondisi lokal, tetapi itu adalah salah satu masalah di mana ada beberapa individu yang tidak mau menerima pengalaman Hungaria dalam bidang ini, dan dalam teknologi ini," ujarnya.

Selain itu, menurut Gyula, pergantian manajemen RITS merupakan hal yang lumrah dilakukan oleh setiap perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan menilai dan merasa perlu melakukan penyegaran direksi.

"Jadi sungguh hal yang normal dengan adanya pergantian direksi. Kami sejak awal sudah mencoba berkomunikasi dengan Bapak Musfihin tapi beliau tidak menerimanya," katanya.

Menggunakan teknologi Global Navigation Satellite System

Rencananya, uji coba pelaksanaan pembayaran nirsentuh di Tol Bali Mandara ditujukan untuk memastikan keandalan alat, keandalan aplikasi, dan keandalan kamera, termasuk integrasi data yang dimiliki sistem MLFF dengan data Kepolisian. 

Sistem MLFF ini menggunakan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS), dan transaksinya berjalan melalui aplikasi Cantas yang dintegrasikan dengan data ERI (Electronic Registration and Identification) atau data kepemilikan kendaraan yang dimiliki oleh Korlantas Polri. Salah satu manfaat kehadiran sistem transaksi MLFF ini adalah efisiensi biaya operasi dan juga minimalisasi bahan bakar kendaraan.

 

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil