Mi Produksi Samyang Ditarik dari Peredaran di Denmark, Ada Apa?

Alasan penarikan mi ini karena dinilai terlalu pedas.

Mi Produksi Samyang Ditarik dari Peredaran di Denmark, Ada Apa?
Mi instan Samyang Buldak Ramen asal Korea (dok.Samyangfoods.com)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Badan Pengawas Makanan Denmark menarik 3 varian mi instan Buldak produksi Samyang Foods karena terlalu pedas.
  • Kandungan capsaicin yang tinggi dalam mi Buldak dapat menimbulkan risiko keracunan akut bagi kesehatan.
  • Penarikan ini dilakukan karena kadar capsaicin melebihi ambang batas yang dapat membahayakan anak-anak dan orang usia lanjut.

Jakarta, FORTUNE - Badan Pengawas Makanan dan Hewan Denmark (DVFA) menarik tiga varian mi instan Buldak yang merupakan produksi Samyang Foods. Kendati tidak mempunyai masalah terkait pengendalian kualitas, regulator menyatakan mi ini terlalu pedas dan menimbulkan bahaya bagi kesehatan bagi konsumen.

“(Mi ini) ditarik kembali karena kadar total capsaicin dalam produknya menimbulkan risiko keracunan akut,” tulis regulator dalam pernyataannya yang dikutip Fortune, Kamis (13/6).

Capsaicin adalah bahan alami yang membuat cabai pedas, dan penyebab di balik sensasi terbakar yang disukai atau dibenci pengunjung saat makan.

Mi Buldak diproduksi oleh Samyang Foods, sebuah perusahaan Korea Selatan yang pada 2023 menghasilkan pendapatan US$2,3 miliar. Kata “buldak” dalam Bahasa Korea berarti ayam api, yang menggambakar apa yang menjadi isi dalam kemasan mi tersebut.

Tiga jenis mie yang ditarik adalah Samyang Buldak 3x Spicy Hot Chicken flavor Ramen, Samyang Buldak 2x Spicy Hot Chicken Flavor Ramen, dan Samyang Buldak Hot Chicken Stew. 

Menurut manajamen Samyang, penarikan kembali mie tersebut belum pernah terjadi sebelumnya. “Ini pertama kalinya mereka ditarik kembali karena alasan terlalu pedas dan dapat menimbulkan masalah,” kata juru bicaranya.

Juru bicara DVFA menjelaskan, bahwa penarikan ini karena alasan dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan, terutama anak-anak dan orang usia lanjut. Karena total kandungan capsaicin yang terkandung dalam produk tersebut yang melebihi ambang batas.

Bukan pertama kali makanan pedas ditarik dari peredaran

Umumnya makanan pedas yang mengandung capsaicin tidak berbahaya. Namun, berdasarkan National Capital Poison Center, tingkat capsaicin yang sangat tinggi dapat menyebabkan mual, muntah, diare, dan sensasi terbakar saat tertelan.

Beberapa penelitian menemukan bahwa konsumsi makanan pedas secara teratur memiliki manfaat bagi kesehatan. Sebuah studi pada 2015 dari Cina menemukan bahwa orang yang makan makanan pedas enam hingga tujuh kali seminggu menunjukkan pengurangan risiko kematian sebesar 14 persen dibandingkan dengan orang yang makan makanan pedas hanya sekali seminggu.

DVFA menyebut meningkatnya tantangan media sosial untuk mengonsumsi mi tersebut di Denmark menjadi salah satu alasan untuk melarang produk paling pedas dari Samyang.

Ini bukan kali pertama pada tahun ini sebuah makanan pedas ditarik kembali karena tantangan media sosial. Di Amerika Serikat, seorang remaja meninggal karena berpartisipasi dalam sebuah tantangan yang mendorong orang untuk makan satu keripik tortilla ekstra pedas. Produsen Paqui kemudian meminta penjual untuk berhenti menjual produknya. 

Related Topics

SamyangBahan Pangan

Magazine

SEE MORE>
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024

Most Popular

Daftar Menteri Kabinet Prabowo dan Jabatannya, Lengkap!
Tugas Luhut usai Dilantik jadi Ketua Dewan Ekonomi Nasional
Ini Profil 3 Eks-Bankir yang Masuk Kabinet Presiden Prabowo
Izin Usaha Investree Dicabut OJK, Bagaimana Nasib Nasabah?
Prabowo Lantik Raffi Ahmad hingga Gus Miftah Jadi Utusan Presiden
Prabowo Lantik Luhut Jadi Kepala Dewan Ekonomi Nasional