Mulai Audit, BPKP Soroti Perbedaan Data Luas Kebun Sawit

Audit industri kelapa sawit adalah memetakan secara rinci.

Mulai Audit, BPKP Soroti Perbedaan Data Luas Kebun Sawit
Pekerja menimbang tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Bram Itam, Tanjungjabung Barat, Jambi, Selasa (15/3/2022). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/tom.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menyoroti belum adanya data informasi terkini yang jelas perihal luas perkebunan sawit rakyat. Data yang tersedia saat ini tidak sinkron antara satu instansi dengan instansi lain.

Kepala BPKP Muhammad Yusuf Ateh mengatakan, berdasarkan data per 2010 yang diterima BPKP, luas perkebunan sawit rakyat sekitar 42 persen. Karena itu, BPKP memperkirakan luas perkebunan sawit rakyat sekarang telah berkurang dari jumlah tersebut.

"Sampai saat ini tidak ada satu instansi pun yang punya data itu. Ada yang punya data 2010, ada yang punya data 2009 dan tidak ada (data) yang sama. Nanti kami petakan semua," kata Ateh saat rapat koordinasi Asosiasi Kabupaten Penghasil Sawit Indonesia (AKPSI) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (7/7).

Ateh meminta peran aktif kepala daerah yang wilayahnya merupakan penghasil sawit untuk memberikan data-data terkait luas perkebunan sawit. Sebab hal ini menjadi salah satu upaya melakukan audit sawit secara komprehensif.

"Informasi data yang bapak-ibu (bupati anggota AKPSI) kumpulkan masih banyak yang belum masuk. Kita audit akan melihat keseluruhannya, tujuan utama untuk kepentingan negara," ujar Ateh.

Beberapa masalah lain

Tidak hanya itu, Ateh menyebut sejumlah permasalahan lain dari sisi hulu industri sawit. Di antaranya, harga tandan buah segar (TBS) petani rakyat yang fluktuatif dan tidak terproteksi, penggunaan lahan yang tidak sesuai izin, dan konflik lahan perkebunan.

Lalu, pemanfaatan dana pungutan ekspor untuk kebun sawit belum optimal, sebab produktivitas yang timpang antara perkebunan besar dan perkebunan rakyat.

"Saat ini menurut perhitungan kami bersama PTPN, produktivitas (sawit) di Malaysia jauh lebih tinggi. Di kita luasnya (lahan sawit) jauh lebih luas, tapi produktivitasnya jauh di bawah negara tetangga. Nanti kita lihat semua itu," ujarnya.

Ateh mengatakan kompleksnya pelaksanaan audit perkebunan kelapa sawit karena memotret gambaran menyeluruh untuk dijadikan landasan perbaikan tata kelola industri sawit. "Ruang lingkup audit ini sangat luas sekali dan semua stakeholder terlibat," katanya.

Audit akan rampung sebelum akhir tahun

Kepala BPKP Muhammad Yusuf Ateh memberikan paparan saat Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah tahun 2022 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (14/6). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Karena keterbatasan kewenangan BPKP, Ateh mengatakan pihaknya akan berkolaborasi dengan instansi terkait untuk melakukan audit sawit.

Ia menyatakan kolaborasi yang telah berjalan dengan Kejaksaan Agung. Tercatat setidaknya 80 auditor BPKP berkolaborasi dengan Kejaksaan Agung untuk proses audit sawit.

"Setiap hari berkoordinasi, mana yang masuk ukurannya pidana, mana yang masuk restorasi, perdata, kami bergabung semua," ujar Ateh.

Kemudian, BPKP nantinya akan berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Anggaran, dan Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan dan Satgas Pangan Polri.

Beberapa objek yang akan diaudit di antaranya terkait pemeriksaan pajak dan pemeriksaan ekspor. Ateh mengatakan, audit tersebut baru akan rampung secepatnya tiga bulan mendatang atau pada akhir kuartal III-2022. 

"Jadi kita lihat luas sekali. Karena luas tidak mungkin kewenangannya ada di kami semua. Yang tidak bisa masuk kewenangan kami, kami akan berkolaborasi dengan instansi yang berwenang," katanya.

             
 

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya