OPEC+ Sepakat Tunda Kenaikan Produksi Minyak Hingga November

Berkait dengan penurunan harga minyak dunia.

OPEC+ Sepakat Tunda Kenaikan Produksi Minyak Hingga November
ilustrasi kilang minyak (unsplash.com/Robin Sommer)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Anggota aliansi OPEC+ menunda rencana kenaikan produksi minyak sebesar 180.000 barel per hari yang dijadwalkan pada Oktober.
  • Peningkatan produksi rencananya ditunda selama dua bulan, dengan delapan negara memperpanjang pemangkasan produksi.
  • Kekhawatiran atas melambatnya permintaan di Cina dan Amerika Serikat telah menekan harga minyak.

Jakarta, FORTUNE - Anggota aliansi minyak OPEC+ telah menunda rencana untuk meningkatkan produksi sebesar 180.000 barel per hari yang dijadwalkan berlangsung pada Oktober nanti. Organisasi ini sebetulnya telah berencana untuk menaikkan Produksi Minyaknya secara bertahap kembali ke level 2,2 juta barel per hari.

Dikutip dari CNBC, Jumat (6/9), rencana peningkatan tersebut ditunda selama dua bulan, menurut dua sumber OPEC+, yang hanya dapat berbicara secara anonim.

Menurut Sekretariat OPEC, delapan negara akan memperpanjang pemangkasan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari. Penghapusan pemangkasan ini akan dimulai pada Desember tahun ini.

Rencana kenaikan produksi sebetulnya telah ditetapkan sebelum ditunda di tengah-tengah penurunan harga minyak mentah.

Kekhawatiran atas melambatnya permintaan di Cina dan Amerika Serikat telah menekan harga minyak baru-baru ini. Harga minyak mentah acuan West Texas Intermediate (WTI) jatuh di bawah US$70 per barel untuk pertama kalinya dalam 13 bulan terakhir.

Kedelapan negara OPEC+ tersebut adalah Arab Saudi, Rusia, Irak, Uni Emirat Arab, Kuwait, Kazakhstan, Aljazair dan Oman.

Harga minyak bertahan pada level terendah 14 bulan pada Kamis (5/9), seiring kekhawatiran permintaan di Amerika Serikat (AS) dan Cina serta kemungkinan peningkatan pasokan dari Libya menekan harga.

Reuters melansir bahwa harga minyak Brent turun 1 sen menjadi US$72,69 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 5 sen atau 0,1 persen menjadi US$69,15 per barel.

Catatan itu merupakan penutupan Brent terendah sejak Juni 2023 selama dua hari berturut-turut, dan penutupan terendah untuk WTI sejak Desember 2023 selama tiga hari berturut-turut.

Badan Informasi Energi AS melaporkan bahwa perusahaan energi menarik 6,9 juta barel minyak mentah dari penyimpanan selama pekan yang berakhir pada 30 Agustus.

Related Topics

Produksi MinyakOPEC+

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya