Jakarta, FORTUNE - Anggota aliansi minyak OPEC+ telah menunda rencana untuk meningkatkan produksi sebesar 180.000 barel per hari yang dijadwalkan berlangsung pada Oktober nanti. Organisasi ini sebetulnya telah berencana untuk menaikkan Produksi Minyaknya secara bertahap kembali ke level 2,2 juta barel per hari.
Dikutip dari CNBC, Jumat (6/9), rencana peningkatan tersebut ditunda selama dua bulan, menurut dua sumber OPEC+, yang hanya dapat berbicara secara anonim.
Menurut Sekretariat OPEC, delapan negara akan memperpanjang pemangkasan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari. Penghapusan pemangkasan ini akan dimulai pada Desember tahun ini.
Rencana kenaikan produksi sebetulnya telah ditetapkan sebelum ditunda di tengah-tengah penurunan harga minyak mentah.
Kekhawatiran atas melambatnya permintaan di Cina dan Amerika Serikat telah menekan harga minyak baru-baru ini. Harga minyak mentah acuan West Texas Intermediate (WTI) jatuh di bawah US$70 per barel untuk pertama kalinya dalam 13 bulan terakhir.
Kedelapan negara OPEC+ tersebut adalah Arab Saudi, Rusia, Irak, Uni Emirat Arab, Kuwait, Kazakhstan, Aljazair dan Oman.
Harga minyak bertahan pada level terendah 14 bulan pada Kamis (5/9), seiring kekhawatiran permintaan di Amerika Serikat (AS) dan Cina serta kemungkinan peningkatan pasokan dari Libya menekan harga.
Reuters melansir bahwa harga minyak Brent turun 1 sen menjadi US$72,69 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 5 sen atau 0,1 persen menjadi US$69,15 per barel.
Catatan itu merupakan penutupan Brent terendah sejak Juni 2023 selama dua hari berturut-turut, dan penutupan terendah untuk WTI sejak Desember 2023 selama tiga hari berturut-turut.
Badan Informasi Energi AS melaporkan bahwa perusahaan energi menarik 6,9 juta barel minyak mentah dari penyimpanan selama pekan yang berakhir pada 30 Agustus.