Overkapasitas, Kemenperin Usul Semen Masuk Daftar Negatif Investasi

Utilisasi industri semen saat ini hanya berkisar 57 persen.

Overkapasitas, Kemenperin Usul Semen Masuk Daftar Negatif Investasi
Dok. Indocement
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Kapasitas produksi industri semen Indonesia mencapai 120 juta ton per tahun, sementara kebutuhan nasional hanya 66,8 juta ton.
  • Direktur Kemenperin mengusulkan regulasi investasi baru di industri semen agar masuk daftar negatif investasi dan diatur dalam sistem OSS.
  • Pembangunan pabrik semen di Aceh Selatan oleh perusahaan Cina tidak dapat dilanjutkan karena tidak mendapatkan izin usaha.

Jakarta, FORTUNE - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan total kapasitas produksi Industri Semen Indonesia mencapai 120 juta ton per tahun. Padahal, kebutuhan semen nasional hanyalah 66,8 juta ton, dan ekspor semen 1,4 juta ton.

Dari angka-angka tersebut, persentase utilisasi industri semen nasional hanya mencapai sekitar 58 persen, yang dengan kata lain telah terjadi kelebihan kapasitas produksi atau overcapacity

Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam Kemenperin, Putu Nadi Astuti, mengatakan pihaknya sejak 2020 telah mengusulkan kepada Kementerian Koordinator bidang Perekonomian untuk menerbitkan aturan Investasi baru pada industri semen.

“Diharapkan [semen] bisa masuk ke dalam daftar negatif investasi,” kata Putu seperti dikutip dari keterangannya, Kamis (6/6).

Namun, Kementerian Investasi/BKPM telah mengatur hal tersebut di dalam sistem Online Single Submission (OSS).

“Di dalam sistem OSS ini, dilakukan penguncian terhadap permohonan pembangunan pabrik semen, kecuali untuk wilayah Papua, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara,” ujarnya.

Dia mengatakan pembangunan pabrik semen di Aceh Selatan oleh perusahaan Cina, Kobexindo Cement, konsorsium Hongshi Holding Group, dipastikan tidak dapat dilanjutkan karena tidak mendapatkan izin usaha.

Kobexindo Cement juga tidak dapat memproses perizinan berusaha lebih lanjut karena sistem OSS terkunci untuk wilayah Aceh.

Putu mengatakan Kemenperin terus mendorong optimalisasi penggunaan semen dalam negeri untuk mendukung proyek-proyek pemerintah dan swasta yang ada di Indonesia.

“Konsumsi semen yang tinggi di Indonesia ini merupakan indikator penting dari pertumbuhan ekonomi nasional, di mana permintaan semen yang tinggi mengindikasikan tingginya pembangunan infrastruktur di suatu negara,” katanya.

Mendorong produsen semen untuk tekan emisi karbon

Kemenperin pun mendorong produsen semen Indonesia untuk terus melakukan perbaikan. Tujuannya, memastikan keberlanjutan dan meningkatkan daya saing di pasar regional dan global.

Salah satu program keberlanjutan yang diinisiasi oleh produsen adalah dengan menerapkan dekarbonisasi industri dan menghasilkan produk semen ramah lingkungan untuk mencapai emisi nol pada 2050.

“Kami memilki kewenangan untuk menyusun regulasi terkait dekarbonisasi industri dalam rangka mencapai Net Zero Emission (NZE) untuk sektor industri serta melakukan inventarisasi capaian penurunan emisi gas rumah kaca,” ujar Putu.

Beberapa fokus strategis yang akan dimasukkan dalam peta jalan tersebut adalah penurunan rasio klinker terhadap semen, peralihan ke bahan bakar alternatif, efisiensi energi, pengembangan teknologi inovatif, dan pengembangan kebijakan pemerintah yang dapat mendukung program-program tersebut.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

IDN Channels

Most Popular

35 Ucapan Maulid Nabi Muhammad 2024, Penuh Makna!
Meninjau Valuasi Spin-Off Anak Usaha Adaro dan Dampaknya
Adhi Karya Digugat PKPU Gara-Gara Proyek Hambalang
Apakah Uang Rp100 Ribu Bisa investasi? Ini Pilihannya
Mobil BYD Mulai Banyak Terlihat di Jalan, Ini Data Impornya
Tiga Pesan Penting Sidang Kabinet Terakhir Jokowi di IKN