Jakarta, FORTUNE - Aplikasi PeduliLindungi bakal berganti nama menjadi SATUSEHAT Mobile oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Transformasi aplikasi yang selama pandemi digunakan untuk melacak penyebaran Covid-19 itu disebut akan memberikan manfaat lebih luas.
"Mudah-mudahan 28 Februari kami akan meluncurkan menjadi SATUSEHAT Mobile," kata Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Setiaji, seperti dilansir Antara, Kamis (16/2).
Aplikasi ini sebenarnya telah diresmikan pada Juli 2022 dalam peluncuran platform Indonesia Health Service (IHS).
SATUSEHAT dipilih berdasarkan hasil sayembara yang pendaftarannya dibuka kepada publik pada 6 Juli 2022. Dari sayembara tersebut, terpilih pemenang utama hingga akhirnya ditetapkan sebagai nama resmi pengganti IHS.
Lantas, apa perbedaan aplikasi SATUSEHAT dengan PeduliLindungi?
1. Integrasi rekam medis
Setiaji pun mengimbau masyarakat tidak menghapus aplikasi PeduliLindungi karena SATUSEHAT tetap menyimpan hampir seluruh data rekam medis penggunanya. Rekam medis dalam aplikasi SATUSEHAT nantinya termasuk Covid-19, rekam vaksinasi, hasil pemeriksaan laboratorium, dan basis data stunting.
"Ibu-ibu bisa akses vaksinnya, vaksin anak-anak. Itu kan satu manfaat, ya, pada waktu nanti anaknya mau ke luar negeri, sekolah, nanti, misalnya [ditanya] sudah [vaksin] polio belum. Itu akan ada di dalam SATUSEHAT application," kata Setiaji.
Aplikasi ini juga nanti bisa mengetahui berbagai rekam jejak kesehatan masyarakat penggunanya.
Hal ini akan memudahkan masyarakat dan tenaga medis dalam menyimpan data kesehatan. Aplikasi ini juga terintegrasi dengan apotek dan rumah sakit.
Dengan integrasi data tersebut, dokter diharapkan akan dengan mudah melihat rekam jejak kesehatan seseorang.
2. Poin ditukar vitamin
Setiaji mengatakan kementerian juga menyiapkan aplikasi SATUSEHAT agar dapat terhubung dengan wearable device (perangkat teknologi yang dipadukan dengan aksesori seperti smart watch).
Menurut Setiaji, hal itu memungkinkan fitur pengumpulan poin yang bisa ditukarkan untuk mendapatkan vitamin atau hal menarik lainnya. Hal ini untuk menarik pengguna aplikasi agar lebih aktif.
3. Peringatan dini bagi pasien pengidap penyakit tertentu
Dalam wawancara dengan Fortune Indonesia, Setiaji sempat bercerita bahwa aplikasi tersebut juga berguna untuk deteksi dini penyakit.
Kemenkes pun melakukan pemetaan penyakit terbanyak yang diderita masyarakat di Indonesia.
Dengan mengintegrasikan rekam medis, para petugas Pukesmas atau Rumah Sakit bakal memantau pasien pengidap penyakit tertentu, semisal diabetes.
“Jadi tinggal monitor aja. Seperti orang diabetes tidak rajin olahraga itu nanti bisa didatengin diedukasi supaya perilaku kehidupannya bisa lebih sehat. Jadi, bener-bener ada preventif di awal, supaya orang tersebut pola hidupnya jadi lebih sehat,” ujarnya.
4. Keamanan data
Setiaji mengeklaim SATUSEHAT telah melewati penilaian Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Selain itu, kementerian juga tengah mengupayakan agar aplikasi ini memenuhi standar pengelolaan keamanan informasi ISO 27001.
"Itu sudah lewat untuk fase asesmennya mulai dari tata kelola dan lain sebagainya," katanya.