Jakarta, FORTUNE - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan telah menindaklanjuti sejumlah rencana kerja sama Indonesia-Cina pada kunjungannya ke negara tersebut pada dua pekan lalu. Salah satunya adalah mengekspor durian ke Cina.
Dia mengeklaim ekspor buah tersebut dapat menjadi potensi ekonomi baru Indonesia karena nilainya dapat ditingkatkan hingga US$8 miliar atau lebih dari Rp130 triliun.
"Jangan dianggap enteng. Makanya kita buat dengan Beijing Genomics Institute (BGI) untuk research sehingga durian yang dihasilkan itu betul-betul durian yang bagus," kata Luhut dalam video singkat yang diunggah dalam akun Instagram @luhut.pandjaitan, dikutip Rabu (26/6).
Menurut dia potensi ekspor ini bisa menciptakan pemerataan ekonomi di sejumlah daerah. Sebagai contoh, sebuah kabupaten di Indonesia dengan jumlah penduduk 80.000 hingga 100.000 jiwa bisa saja menghasilkan durian untuk diekspor ke Cina dengan nilai US$100 juta.
"Kabupaten tersebut berarti bisa mendapat pemasukan sebesar Rp1,5 triliun. Tentu akan memberikan manfaat perekonomian yang signifikan di suatu daerah," ujar Luhut.
Buat kebun durian di Sumatera dan Papua
Untuk tahap awal, pemerintah baru membangun kebun durian seluas 100 hektare di Sumatra Utara dan Papua Barat.
Rencananya, akan ada sejumlah penambahan lokasi lain untuk dijadikan kebun durian. Hal ini merujuk pada lokasi yang bisa menghasilkan durian sesuai dengan standar Cina. Salah satunya Palu, Sulawesi Tengah.
Meski demikian, dia mengakui rencana kerja sama ini memang tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Dia memprediksi ekspor durian baru akan tercapai penuh 3 sampai 4 tahun yang akan datang.
"Tapi ini sudah mulai kita tanam di Kabupaten Humbang Hasudutan, Sumatra Utara, dan Fakfak Barat Papua Barat," ungkap Luhut.
Kerja sama pada sektor strategis lainnya
Selain Kerja Sama Perdagangan durian, Luhut mengatakan kolaborasi antara Indonesia dengan Cina juga dilakukan pada sektor energi, fasilitas kesehatan dalam negeri, serta investasi perusahaan tekstil berskala besar.
"Saya berharap intensitas pembicaraan tingkat tinggi yang diikuti dengan kerja sama yang terus diperdalam di beberapa sektor, dapat membawa kemajuan bukan hanya bagi Indonesia dan Tiongkok. Melainkan juga berdampak kepada masa depan negara-negara berkembang lainnya dalam membangun komunitas untuk masa depan bersama," ujarnya.
Dia mengatakan diplomasi antara Indonesia dan Cina merupakan faktor penting keberlangsungan hubungan bilateral.