Prabowo Setujui Setop Impor Beras, Jagung, Gula, dan Garam pada 2025

Pemerintah mengungkapkan ada peningkatan produksi beras.

Prabowo Setujui Setop Impor Beras, Jagung, Gula, dan Garam pada 2025
Pekerja memikul beras impor dari Thailand yang baru tiba di gudang Bulog Sub-Divre Serang di Serang, Banten, Selasa (5/9). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Pemerintah menghentikan impor beras, jagung, gula konsumsi, dan garam mulai 2025.
  • Keputusan ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), untuk mewujudkan kemandirian pangan nasional.
  • Rapat membahas peningkatan produksi beras nasional yang diproyeksikan mencapai 2,08 juta ton pada Februari.

Jakarta, FORTUNE - Pemerintah memutuskan untuk menghentikan impor sejumlah komoditas Pangan strategis, seperti beras, jagung, gula konsumsi, dan garam, mulai 2025. Keputusan ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), usai rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/12).

Zulhas menyebut keputusan ini merupakan langkah besar dalam mewujudkan kemandirian pangan nasional. “Tidak impor beras, kemudian jagung, tambah jagung, tambah gula untuk konsumsi, tambah garam,” kata Zulhas saat keterangan pers terkait Ratas Mengenai Swasembada Pangan yang disiarkan secara virtual, Senin (30/12).

Rapat  juga membahas kenaikan signifikan produksi beras nasional. Zulhas menjelaskan bahwa pada Januari, produksi beras diproyeksikan meningkat dari 0,8 juta ton menjadi 1,3 juta ton dan diprediksi terus naik hingga Februari menjadi 2,08 juta ton.

“Ini menunjukkan bahwa produksi pangan dalam negeri terus membaik. Dengan peningkatan seperti ini, kita optimistis dapat mencukupi kebutuhan tanpa impor,” ujarnya.

Kebijakan harga gabah dan jagung

Selain menghentikan impor, pemerintah juga memutuskan untuk menaikkan harga pembelian gabah dan jagung dari petani. Harga gabah naik dari Rp6.000 menjadi Rp6.500 per kilogram, sementara harga jagung dinaikkan dari Rp5.000 menjadi Rp5.500 per kilogram.

“Keputusan ini adalah langkah bersejarah. Presiden telah memerintahkan agar seluruh produksi gabah dan jagung dari petani akan dibeli dengan harga yang telah ditetapkan, tanpa ada batasan jumlah,” ujar Zulhas.

Pemerintah juga telah menyiapkan berbagai fasilitas penyimpanan, seperti gudang Bulog, gudang resi, dan gudang induk operasi, untuk memastikan hasil panen petani dapat ditampung dengan baik.

Dalam kesempatan yang sama, Zulhas menegaskan bahwa seluruh komoditas pangan dalam negeri, termasuk beras, jagung, dan produk lainnya, tidak akan mengalami kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

“Seluruh produk pangan dalam negeri tidak akan dikenakan kenaikan PPN, baik itu beras biasa, beras ketan, atau beras merah. Ini adalah komitmen pemerintah untuk menjaga stabilitas harga,” kata Zulhas.

Magazine

SEE MORE>
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024

IDN Channels

Most Popular

Cara Memaksimalkan Diskon PLN 50% Token Listrik Semua Daya
8 Perusahaan Siap IPO Januari 2025, Intip Harga Sahamnya
10 Perusahaan Teknologi Terbesar Dunia, Apa Saja?
11 Brand Indonesia yang Sering Dikira dari Luar Negeri
Cara Pinjam Uang di DANA Premium, Alternatif Dana Cepat!
Inflasi 2024 Terendah Sepanjang Sejarah, Ini Penyebabnya