Presiden Jokowi Wanti-Wanti Perekonomian Dunia Masih Akan Bergejolak

Meski dia telah berada pada masa akhir jabatannya.

Presiden Jokowi Wanti-Wanti Perekonomian Dunia Masih Akan Bergejolak
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menyampaikan pidato pada pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39 di BSD City, Tangerang, Rabu (9/10). (Dok. Setpres)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Pertumbuhan ekonomi dunia lambat, inflasi tinggi, perang dagang, dan kelebihan produksi Cina menjadi fokus perhatian dalam pidato pembukaan Trade Expo Indonesia ke-39.
  • Kondisi tersebut berdampak signifikan pada kinerja perdagangan global.

Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko "Jokowi" Widodo menyampaikan kekhawatirannya terhadap situasi Perekonomian global yang masih belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan sepenuhnya, menjelang akhir masa jabatannya pada 20 Oktober 2024.

Dalam pidatonya pada pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39, Rabu (9/10), Jokowi menyoroti pertumbuhan ekonomi dunia yang lambat serta ancaman inflasi yang terus membayangi banyak negara.

“Ekonomi global masih tumbuh lambat di kisaran 2,6 persen–2,7 persen. Inflasi juga masih menghantui banyak negara. Perkiraan inflasi global berada di kisaran 5,9 persen, ditambah perang konvensional dan perang dagang yang masih berlangsung,” kata Jokowi.

Kondisi tersebut, menurutnya, telah berdampak signifikan pada kinerja Perdagangan global. Ia mengatakan bahwa setidaknya 19 negara kini menerapkan kebijakan pembatasan perdagangan sebagai respons terhadap ketidakpastian ekonomi global, yang semakin menekan volume perdagangan internasional.

Salah satu isu utama yang disoroti Jokowi adalah kelebihan produksi di Cina. Masuknya produk impor dari negara tersebut ke berbagai pasar dunia, termasuk Indonesia, memicu kekhawatiran.

Produk-produk dari Cina dijual dengan harga yang jauh lebih murah, sehingga banyak negara mulai berfokus pada upaya-upaya untuk melindungi pasar domestiknya. 

“Kita sebagai negara dengan pasar yang besar dan dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia, yaitu 280 juta jiwa, harus mampu melindungi pasar domestik kita,” kata Jokowi.

Cara konvensional sudah tidak lagi relevan

Jokowi juga menekankan bahwa masyarakat Indonesia harus mampu memasarkan produk lokal, baik di pasar domestik maupun luar negeri. Ia melihat perlunya pendekatan baru dalam perdagangan internasional, dengan mendorong digitalisasi untuk memperluas akses pasar dan meningkatkan ekspor. Cara-cara konvensional dinilai sudah tidak relevan di tengah situasi ekonomi global yang penuh tantangan.

“Kita harus masuk secara masif ke arah digitalisasi untuk memasarkan produk-produk negara kita Indonesia. Karena, saat banyak negara melakukan restriksi akibat perang dagang, menurut saya di situ ada peluang. Saat banyak negara mengalami inflasi tinggi, menurut saya di sana juga ada peluang,” ujarnya.

Jokowi menyerukan agar semua pihak berkolaborasi untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil