Jakarta, FORTUNE - Pergerakan pesawat dan penumpang di Bandara Internasional Soekarno Hatta pada arus balik mencatatkan rekor tertinggi sejak pandemi. Minggu (8/5) atau H+5 yang diprediksi menjadi puncak arus balik, mencatatkan sebanyak 1.130 penerbangan dan 150 ribu penumpang.
Saat meninjau Terminal 2 Bandara Soetta, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut, hal ini belum pernah terjadi semenjak penerbangan tertekan akibat pandemi Covid-19. “Sekitar 570 flight atau 40 persen penerbangan, dan paling tidak ada sekitar 3.500 orang per jamnya di sini (Terminal 2 Bandara Soetta),” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (8/5).
Untuk mengantisipasi lonjakan ini, Budi meminta kepada seluruh pemangku kepentingan di sektor penerbangan mempersiapkan dengan baik pelayanan, dan penanganan arus kedatangan serta keberangkatan agar berjalan dengan lancar.
“Saya meminta Dirjen Perhubungan Udara bersama Dirut AP II untuk mengawasi langsung kedatangan penumpang pada puncak arus balik sampai dengan malam ini,” kata Menhub.
Imbauan menunda perjalanan
Lebih lanjut, Budi tidak bosan mengimbau masyarakat untuk menunda perjalanan kembali pada hari ini, guna mencegah terjadinya kepadatan dan agar perjalanan lebih nyaman. “Masyarakat yang belum pulang, jangan pulang malam ini. Pulanglah besok atau pada saat lebaran ketupat selasa depan. Perjalanan akan lebih nyaman,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Dirjen Perhubungan Udara Novie Riyanto menjelaskan, akan mengawasi dan memastikan pelayanan kedatangan penumpang di puncak arus balik ini berjalan dengan baik. “Dengan pergerakan 3.500 orang per jam, kira-kira ada 10 ribu tas atau bawaan per jamnya. Ini harus bisa dilayani dengan baik,” tutur Novie.
Banyak pemudik belum kembali ke Jabodetabek
Hingga Minggu (8/5) atau H+5, sekitar 47 persen kendaraan belum kembali ke Jabodetabek.
Berdasarkan data sementara yang dihimpun dari Posko Angkutan Lebaran Terpadu tahun 2022, jumlah pergerakan penumpang angkutan umum, pada Sabtu (7/5) atau H+4 kemarin, tercatat pergerakan penumpang sebanyak 1.037.409 penumpang. Jumlah ini menjadi yang tertinggi sejak H-7 lalu.
Pemantauan pergerakan penumpang mudik pada tahun ini dilakukan di 111 terminal bus, 16 pelabuhan penyeberangan, 50 bandar udara, 110 pelabuhan laut, dan 13 Daop/Divre.
Secara kumulatif (H-7 s.d H+4), jumlah penumpang angkutan penyeberangan masih tertinggi. Jumlah pergerakan penumpang secara kumulatif di masing-masing moda yang dipantau selama 13 hari mulai Senin (25/4)/H-7 hingga Sabtu (7/5)/H+4 kemarin, perinciannya sebagai berikut :
a. Pergerakan penumpang angkutan penyeberangan masih yang tertinggi yaitu sebanyak 3.076.255 penumpang. Dengan pergerakan penumpang keberangkatan terpadat di lima Pelabuhan Penyeberangan terpadat yakni: Merak, Bakauheni, Gilimanuk, Ketapang, dan Kariangau Balikpapan.
b. Kemudian, angkutan udara sebanyak 2.423.313 penumpang. Dengan pergerakan penumpang keberangkatan terpadat di lima Bandara yakni: Soekarno-Hatta, Sultan Hasanuddin (Makassar), Juanda (Surabaya), Ngurah Rai (Bali) dan Sepinggan (Balikpapan).
c. Angkutan jalan dengan bus sebanyak 2.184.841 penumpang. Dengan pergerakan penumpang keberangkatan terpadat di lima terminal yakni: Kertonegoro Ngawi, Tirtonadi (Solo), Giwangan (Yogyakarta), Ir. Soekarno (Klaten), dan Purboyo (Madiun).
d. Angkutan kereta api sebanyak 1.655.135 penumpang. Dengan pergerakan penumpang terpadat di lima Daerah Operasi (Daop) yakni: Daop I Jakarta, Daop VIII Surabaya, Daop VI Yogyakarta, Daop II Bandung, dan Daop IV Semarang.
e. Angkutan Laut sebanyak 956.129 penumpang. Dengan pergerakan penumpang keberangkatan terpadat di lima pelabuhan yakni Gilimanuk, Batam, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Pinang, dan Balikpapan.