Stok Beras Bulog Terus Bertambah, Saat ini Sudah 283.883 Ton

Stok beras terbanyak milik Bulog berada di Jawa Barat.

Stok Beras Bulog Terus Bertambah, Saat ini Sudah 283.883 Ton
Pekerja mengangkut beras di gudang Bulog Divre Banten, di Serang, Jumat (22/7). (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, mengatakan total stok beras yang ada di Bulog saat ini mengalami peningkatan. Hal tersebut dia sampaikan saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (11/4).

Perkembangan hingga 6 April 2023, stok beras di Bulog mencapai 283.883 ton. Jumlah tersebut terdiri dari cadangan beras pemerintah (CBP) sebesar 267.446 ton dan stok di komersial 16.437 ton. Jumlah stok beras saat ini mengalami peningkatan dari sebelumnya 230.000 ton.

"Adapun jumlah stok yang dikuasai ke depannya akan semakin bertambah dengan meningkatnya realisasi pengadaan beras dari dalam negeri," kata Budi.

Berdasarkan data Perum Bulog, stok beras Bulog terbanyak berada di Jawa Barat sebesar 30.686 ton. Kemudian stok beras terbanyak kedua ada di Jawa Tengah sebesar 26.500 ton dan stok beras terbanyak ketiga ada di DKI Jakarta sebesar 22.881 ton.

Selain itu, Buwas menyatakan, realisasi pengadaan beras dalam negeri sebesar 143.311 ton sampai 6 April 2023. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan akhir Maret 2023 sebesar 86.813 ton.
 

Sulit dapat beras di petani

Dia pun menjelaskan alasan pemerintah memutuskan untuk mengimpor beras, yakni perbedaan data dan fakta di lapangan.

Budi mengeluhkan bahwa pihaknya sulit mendapatkan beras dari petani. Padahal, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras diperkirakan surplus 7,5 juta ton tahun ini.

“Kami ke lumbung-lumbung padi enggak ada. Kami juga katanya akan dikasih satu juta ton, sampai detik ini belum. Ternyata, emang barangnya enggak ada," ujarnya.

Budi menjelaskan stok padi tidak hanya di petani, bahkan di penggilingan gabah kecil maupun komersil pun tidak tersedia. Dia mengatakan pihak Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) pun sempat ingin membeli beras Bulog untuk mengantisipasi ketiadaan stok tersebut.

"Stoknya makin tipis, beli enggak dapat, penggilingan juga enggak sanggup, penggilingan kecil kosong, Perpadi kosong semua," kata Budi.

Budi pun mengatakan karena minimnya stok, pada 19 Desember silam Presiden Joko Widodo memerintahkan impor beras sebesar 1 juta ton untuk mengamankan pasokan.

"Barangnya enggak ada, saya bilang. Beberapa negara tutup ekspor, cuaca buruk, mau [Natal dan Tahun Baru] waktu itu. Makanya waktu itu target kita 500.000, yang datang cuman 65.000 ton di Desember," ujar Budi.

Related Topics

BerasBulog

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya