Jakarta, FORTUNE - “Semua orang sedang membicarakan AI (artificial intelligence). Tapi, belum banyak yang tahu cara menggunakannya,” kata SVP Marketing & Communications IBM Jonathan Adashek dalam acara Fortune Indonesia Brainstorm 2024 yang diadakan pada hari Jumat (1/11) di Hutan Kota by Plataran, Jakarta.
Dalam kesempatan itu, Editor-in-Chief Fortune Indonesia Hendra Soeprajitno memandu acara bertajuk “CXO Insights on AI: Transforming with Trusted AI for Business Success” dengan begitu hangat. Sejumlah 18 pemimpin dari berbagai perusahaan ternama yang menjadi peserta juga menyimak sambil menyantap hidangan.
Mereka berbagi pengalaman dan tantangan dalam penggunaan AI di masing-masing industri. Yang menarik, Jonathan menceritakan pula penggunaan AI di IBM. Contohnya di departemen HR. Dengan karyawan kurang lebih berjumlah 275 ribu di seluruh dunia, tentu perlu efektifitas untuk mengelolanya.
“Dengan bantuan AI, pusat layanan HR yang dulunya dioperasikan oleh sekitar 80 orang menjadi pusat layanan tersebut sekarang hanya memerlukan 60 orang, sementara 20 orang lainnya dipindahkan ke pekerjaan yang lebih bernilai. Dengan bantuan AI, proses perekrutan bisa selesai 20 persen lebih cepat, promosi juga bisa lebih cepat dari sebelumnya,” ujar pria yang pernah bekerja di Departemen Keuangan masa Presiden Clinton itu.
Hal itu menjadi menarik perhatian para audiens. Bahwa ada contoh konkret dan best practice untuk memanfaatkan AI secara tepat guna di perusahaan. Apalagi, Jonathan juga memberikan contoh yang luar biasa saat menjelaskan pengalaman IBM berkolaborasi dengan industri olahraga.
IBM berkolaborasi dengan US Open dan Sevilla FC
IBM membuat model AI untuk Sevilla di La Liga yang memungkinkan klub untuk melihat data performa pemain di kondisi cuaca yang berbeda. Tentu ini akan memberikan wawasan penting bagi tim untuk menentukan strategi ke depannya.
Ditambah lagi, kolaborasi dengan US Open juga mencengangkan. “Kami juga menggunakan AI untuk komentar otomatis di setiap pertandingan tunggal (US Open) di seluruh lapangan, dengan mengumpulkan jutaan data points selama dua minggu,” jelas Jonathan. Dengan begitu, penonton US Open bisa mendapatkan pengalaman terbaik saat menyaksikan pemain favoritnya di lapangan.
Artinya dengan pemanfaatan AI dalam industri olahraga dapat memberikan efektivitas dan efisiensi bagi seluruh stakeholder. Yang terpenting adalah memahami terlebih dahulu bagian mana dalam sebuah perusahaan atau organisasi membutuhkan bantuan AI serta menerapkan prinsip utama dari AI.
Trust dan human intelligence adalah prinsip utama dalam pemanfaatan AI
Organisasi memiliki tanggung jawab bersama untuk menumbuhkan kepercayaan pada AI dan ini adalah pandangan yang telah dipandu oleh IBM selama ini. Bahan utama untuk mengembangkan sebuah model AI adalah data. Kumpulan data ini dimasukkan dalam sebuah model AI seperti watsonx garapan IBM, untuk diolah dan mendapatkan wawasan dalam pengambilan keputusan. Namun, data itu tetap dimiliki oleh pemilik data, bukan dimiliki oleh model AI watsonx dalam hal ini IBM. Inilah trust yang dimaksud.
Selain itu, Jonathan juga menjelaskan bahwa saat ini AI masih berada di tingkat dasar, tapi seiring berjalannya waktu, AI akan berkembang pesat. Namun, itu tidak akan ada artinya jika tidak dibarengi human intelligence atau kecerdasan manusia. Sebab, AI bisa optimal ketika berdampingan dengan manusia. Itulah mengapa pentingnya untuk terus meningkatkan skill para karyawan perusahaan.
Intinya, tujuan AI diciptakan adalah menciptakan efisiensi, efektivitas, dan memecahkan masalah pada perusahaan. Untuk operasional? Marketing? Atau human resource? Apa saja. “Yang terpenting gunakan AI pada hal yang paling fundamental dalam sebuah perusahaan, lalu coba untuk memperluasnya kemudian,” tegas Jonathan. (WEB)