Data PPATK: Pekerja Habiskan 70 Persen Gaji untuk Judi Online

Pekerja tersebut berpenghasilan maksimal Rp1 juta per bulan.

Data PPATK: Pekerja Habiskan 70 Persen Gaji untuk Judi Online
Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana. (dok. PPATK)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Kepala PPATK menemukan data bahwa pekerja habiskan 70 persen gaji untuk judi online.
  • Data menunjukkan peningkatan jumlah pemain judi online dengan usia kurang dari 10 tahun, dengan persentase tertinggi pada rentang usia 30-50 tahun.
  • Jumlah pelaku judol di bawah 19 tahun meningkat di beberapa wilayah, seperti Jakarta Timur, Kabupaten Bogor, dan Jakarta Barat.

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana melaporkan ada kelompok masyarakat yang menggunakan hampir 70 persen dari gaji untuk judi online (Judol).

Ia menjelaskan bahwa kelompok tersebut terdiri dari masyarakat dengan penghasilan maksimal Rp1 juta per bulan.

“Kalau dulu orang terima Rp1 juta rupiah hanya akan menggunakan Rp100-200 ribu untuk judi online, sekarang sudah hampir Rp900 ribu dipakai untuk judi online. Jadi, kami lihat semakin addict-nya masyarakat melakukan judi online,” kata Ivan dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu (6/11).

Data tersebut merupakan bagian dari persentase penggunaan dana untuk judi online dibandingkan dengan penghasilan antara tahun 2017 hingga 2023.

Selain itu, Ivan juga menyampaikan bahwa data ini telah dikonfirmasi melalui jumlah pelaku judi online yang tercatat berdasarkan nominal deposit di rekening bank.

Ia mengungkapkan bahwa sekitar 25,15 persen masyarakat menyetorkan uang mereka dalam kisaran Rp10.000 hingga Rp100.000.

Di kesempatan yang sama, ia mengungkapkan bahwa umur pemain judol di Indonesia cenderung merambah usia kurang dari 10 tahun.

“Umur pemain Judi Online cenderung semakin merambah ke usia rendah, kurang dari 10 tahun, ini kami melihat. Jadi, populasi demografi pemainnya semakin berkembang,” ujar Ivan.

Menurut data yang disampaikan Ivan mengenai perkembangan distribusi persentase demografi pemain judol berdasarkan usia dari 2017 hingga 2023, sekitar 2,02 persen pemain judol berusia di bawah 10 tahun.

Selain itu, kelompok pemain berusia 10-20 tahun mencapai 10,97 persen, usia 21-30 tahun sebanyak 12,82 persen, kelompok di bawah 50 tahun mencapai 33,98 persen, dan rentang usia 30-50 tahun mencapai 40,18 persen.

Ivan juga mengungkapkan bahwa terdapat kecenderungan peningkatan jumlah pelaku judol yang berusia di bawah 19 tahun di beberapa wilayah. Untuk tingkat kabupaten/kota, jumlah pelaku judol di Jakarta Timur mencapai 4.563 orang, di Kabupaten Bogor sebanyak 4.432 orang, dan di Jakarta Barat sebanyak 4.377 orang.

Di tingkat kecamatan, Kecamatan Cengkareng di Jakarta Barat mencatatkan jumlah pelaku judol sebanyak 1.019 orang, di Kecamatan Cakung, Jakarta Timur sebanyak 804 orang, dan di Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, sebanyak 674 orang.

Magazine

SEE MORE>
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024

Most Popular

Gig Economy: Pengertian, Dampak, dan Contoh Pekerjaannya
Daftar 14 BUMN Berstatus Sakit, Bakal Ditutup di Era Prabowo?
Utang Sritex Rp14,64 triliun, Laba Bank Tergerus Bila Gagal Bayar?
Tujuh Raksasa Perusahaan Teknologi AS Bangun Command Center di IKN
Daftar 4 Pinjol yang Ditutup OJK Sepanjang 2024, Termasuk Investree
Dikabarkan Batal Merger, Laba Bank MNC Susut Namun Nobu Tumbuh Agresif