Kebakaran besar melanda kawasan elite di Los Angeles, California, Amerika Serikat (AS) yang menghancurkan ribuan rumah mewah di daerah tersebut. Saat ini, para analis sedang menilai dampak finansial dari bencana tersebut.
Dari laporan J.P. Morgan memproyeksikan kerugian pada aset yang diasuransikan bisa mencapai lebih dari 20 miliar dolar AS atau setara dengan sekitar Rp326 triliun dengan asumsi kurs Rp16.250.
Sementara itu, Wells Fargo memperkirakan kerugian yang diasuransikan bisa jauh lebih besar. Mereka memproyeksikan total klaim asuransi atas kerugian ekonomi akibat bencana ini bisa mencapai lebih dari 60 miliar dolar AS atau sekitar Rp979 triliun.
Untuk membantu meringankan beban korban kebakaran, terutama di tengah kerusakan besar yang ditimbulkan oleh kebakaran terburuk di AS ini, Komisioner Asuransi California Ricardo Lara, telah mengeluarkan kebijakan moratorium. Kebijakan ini menangguhkan pembatalan dan pembaruan polis asuransi selama satu tahun.
Lara juga meminta perusahaan asuransi untuk menghentikan pembatalan atau pembaruan yang sebelumnya dijadwalkan bagi pemilik rumah yang terdampak kebakaran.
Tujuan dari langkah ini adalah untuk memastikan para nasabah dapat memperoleh manfaat dari polis asuransi mereka.
"Perhatian utama saya saat ini adalah memastikan bahwa para penyintas kebakaran hutan menerima manfaat asuransi yang menjadi hak mereka sesegera mungkin," ujar Lara dalam konferensi pers, dikutip Senin (13/1).
Kawasan Pacific Palisades yang termasuk salah satu area paling mahal di AS dan dihuni oleh banyak selebritas Hollywood, juga terkena imbasnya. Sebelum bencana ini, biaya asuransi di daerah tersebut termasuk yang paling terjangkau di negara ini, berdasarkan analisis Reuters.
Kebakaran terparah dalam sejarah LA
Kebakaran hutan yang melanda Los Angeles telah berkembang menjadi bencana besar dengan api yang meluas hingga menjangkau area pemukiman. Kebakaran yang dimulai sejak Selasa pekan lalu ini telah mengakibatkan 10 orang meninggal dunia dan sekitar 70.000 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka.
Penyebaran api makin cepat akibat angin kencang Santa Ana dan kondisi vegetasi yang kering. Kebakaran ini tercatat sebagai yang paling parah dalam sejarah Los Angeles, dengan lebih dari 10.000 bangunan hancur terbakar.
Presiden Joe Biden menyebut bencana ini sebagai "mimpi buruk bagi California" dan menjanjikan dukungan penuh dari pemerintah federal untuk menangani keadaan darurat ini.
Sementara itu, para ahli lingkungan mengaitkan peningkatan intensitas kebakaran dengan dampak perubahan iklim, yang memicu terjadinya kebakaran hutan lebih sering dan lebih besar di wilayah tersebut.