Presiden Prabowo Subianto berencana merombak skema penyaluran Subsidi dari pemerintah untuk masyarakat kelas bawah. Hal ini ia sampaikan dalam Sidang Paripurna MPR RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Minggu, (20/10).
Skema penyaluran subsidi akan diteliti lebih lanjut untuk memastikan ketepatan sasaran penerima dan tidak bocor kepada yang tidak pantas menerima.
"Saudara-saudara sekalian, semua subsidi, bantuan kepada rakyat kita yang masih dalam keadaan susah harus kita yakin bahwa subsidi-subsidi itu sampai kepada mereka yang membutuhkan," kata Prabowo.
Ia juga menegaskan bahwa pemerintah akan menindak dan mengamati alur bantuan dan subsidi supaya lebih tepat sasaran.
"Kalau perlu, kita ubah subsidi itu harus kepada langsung keluarga-keluarga yang membutuhkan itu," ujar pria yang juga menjabat Ketua Umum Partai Gerindra.
Dengan penerapan teknologi dan digitalisasi, Prabowo percaya bahwa subsidi dan bantuan akan dapat menjangkau setiap keluarga yang memerlukan.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden RI ke-8 tersebut menggaungkan tekat keberanian untuk mengatasi masalah dan tantangan yang dihadapi oleh Indonesia.
“Mari kita menghadapi kesulitan dengan berani. Mari kita berhimpun dan bersatu untuk mencari solusi jalan keluar dari bahaya,” ujar dia.
Ia menyoroti bahwa Indonesia masih menghadapi banyak penyelewengan yang bisa membahayakan generasi mendatang, termasuk kolusi dan korupsi. Penyelewengan ini terjadi baik di kalangan pejabat politik dan pemerintah, maupun di antara pengusaha yang tidak beretika dan tidak patriotik.
“Kita harus mengakui terlalu banyak kebocoran-kebocoran dari anggaran kita. Jangan kita takut untuk melihat realitas ini,” ujar Prabowo.
Prabowo menambahkan, masih banyak rakyat yang belum merasakan esensi manfaat dari kemerdekaan, termasuk mereka yang terjebak di bawah garis kemiskinan, serta anak-anak yang tidak bisa sarapan sebelum sekolah atau tidak memiliki pakaian layak untuk berangkat sekolah.
Ia mengajak semua lapisan masyarakat, terutama para pemimpin di bidang pendidikan, ulama, pengusaha, politisi, pemuda, dan mahasiswa, untuk berani menghadapi berbagai tantangan ke depannya.