5 Tips Hemat Listrik selama Ramadan

Bulan puasa bisa jadi momentum hemat tagihan listrik.

5 Tips Hemat Listrik selama Ramadan
Ilustrasi warga mengisi token pada meteran listrik. (Doc: PLN)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Sepanjang Ramadan, penggunaan listrik bisa jadi akan meningkat karena adanya aktivitas tambahan yang tidak terjadi pada hari-hari biasa. Misalnya, ketika bangun tidur lebih awal untuk mempersiapkan santap sahur, Anda akan menyalakan lampu yang sedianya mati, menghidupkan microwave, menyalakan penanak nasi, atau mengaktifkan dispenser.

Nah, untuk itu, penting bagi Anda mencermati penggunaan listrik agar tagihan bulanan tidak melonjak. Bahkan, seharusnya bulan puasa bisa menjadi momentum untuk mengurangi konsumsi dan menghemat biaya tagihan listrik. Berikut ini sejumlah tips yang dapat diikuti untuk menghemat penggunaan listrik selama Ramadan.

Cermati penggunaan AC

Selama Ramadan, ada kecenderungan penggunaan air conditioner atau AC lebih banyak dibandingkan hari-hari biasa.

Jika Anda termasuk yang seperti itu, ada baiknya AC tidak sering dimatikan dan dinyalakan. Sebab, dengan terus menghidupkan dan mematikan AC, Anda dapat menyedot daya listrik lebih banyak.

Pasalnya, butuh beban yang lebih besar ketika AC yang mati kembali dinyalakan. Anda dapat pula mengatur suhu AC pada 24–28 derajat. Anda dapat menaikkan suhu AC secara bertahap 1 derajat jika merasa sudah terlalu dingin sehingga dapat menghemat listrik yang digunakan.

Anda juga dapat memanfaatkan fitur timer untuk menyalakan atau mematikan AC dalam kurun waktu tertentu sesuai penggunaan.

Gunakan air panas saat menanak nasi

Ketika menyiapkan lauk untuk berbuka dan sahur, biasanya rice cooker digunakan untuk menghemat waktu. Namun, kegiatan yang biasanya dilakukan hanya sekali tersebut bisa jadi dilakukan dua kali selama Ramadan, yakni untuk memasak nasi ketika hendak berbuka dan sahur.

Nah, untuk menghemat penggunaan listrik, Anda dapat memasak nasi menggunakan air panas. Selain mengurangi konsumsi listrik, hal ini juga dapat lebih mempersingkat proses memasak nasi. 

Kurangi penggunaan dispenser

Puasa adalah momentum tepat untuk mengurangi penggunaan dispenser. Sebab, jika biasanya dispenser menyala terus-menerus, selama Ramadan Anda bisa mematikannya setelah sahur hingga menjelang berbuka.

Sebagai alternatif, Anda dapat menyimpan air di kulkas jika hendak mengonsumsi air dingin ketika berbuka. Pun demikian dengan air panas. Anda dapat memasaknya dengan kompor dan menyimpannya di termos.

Perhatikan penggunaan lampu

Ketika aktivitas baru bertambah pada dini hari selama Ramadan, Anda juga perlu memperhatikan penggunaan listrik yang tidak terjadi pada hari biasanya. Misalnya, ketika menyalakan lampu di ruang tamu, pastikan bahwa lampu di ruangan lain seperti kamar tidur atau kamar mandi tidak menyala.

Selain itu, cobalah beralih menggunakan lampu LED yang dapat menghemat listrik hingga 90 persen, meski harganya lebih mahal. Lampu LED juga dapat mengeluarkan cahaya lebih terang, dan lebih awet ketimbang lampu biasa. 

Manfaatkan promo harga token listrik

Selama Ramadan, beberapa saluran pembelian token atau pembayaran tagihan listrik biasanya menggelar promosi berupa diskon atau cashback. Sebelum membayar tagihan atau membeli token listrik, Anda bisa mencoba membandingkan saluran pembelian mana yang memberikan tawaran paling menarik.

Pilihlah salah satu di antaranya untuk mengurangi pembayaran Anda. Jika tagihan tidak besar, potongan biaya yang akan Anda dapatkan juga tidak terlalu besar. Tapi jika pembelian token atau pembayaran tagihan Anda mencapai jutaan, bisa jadi Anda mendapatkan potongan harga cukup besar.

Demikian sejumlah tips untuk menghemat listrik selama Ramadan. Semoga dapat membantu.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

Most Popular

Ini Biaya dan Perbandingan Franchise Alfamart dan Indomaret
BI Masih Cermati Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan
BI: Biaya Transaksi QRIS Gratis hingga Rp500 Ribu per 1 Desember 2024
Meski Deflasi, IKEA Optimis Penjualan Furnitur Masih Positif di 2025
Investor Siap-Siap, Spin-Off Anak Usaha ADRO Makin Dekat
Jika Sri Mulyani Jadi Menkeu Lagi, Ini Dampak ke Pasar Modal