Belanja Kementerian/Lembaga 2025 Naik Usai Sri Mulyani Bertemu Prabowo

Kenaikan belanja berasal dari pergeseran belanja non-K/L.

Belanja Kementerian/Lembaga 2025 Naik Usai Sri Mulyani Bertemu Prabowo
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata. (Dok. PLN)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Belanja Kementerian/Lembaga (K/L) meningkat dari Rp1.094,66 triliun menjadi Rp1.160,09 triliun pada usulan RAPBN 2025.
  • Kenaikan belanja K/L terjadi setelah pertemuan Menteri Keuangan dan presiden terpilih, Prabowo Subianto.
  • Perubahan anggaran belanja K/L merupakan hasil pergeseran anggaran belanja dari non-K/L, dengan pos belanja non-K/L yang mengalami pengurangan.

Jakarta, FORTUNE - Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Isa Rachmatarwata, mengatakan belanja kementerian/lembaga (K/L) meningkat dari Rp1.094,66 triliun pada usulan RAPBN 2025 sebelumnya menjadi Rp1.160,09 triliun.

Kenaikan belanja K/L pada Postur Sementara APBN 2025 terjadi usai Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bertemu dengan Prabowo Subianto, sang presiden terpilih, pada Senin (9/9).

“Presiden terpilih meneliti satu per satu bersama Ibu Menteri dan Pak Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono,” ujar Isa seperti dikutip Antara, Selasa (10/9).

Meski demikian, Isa mengatakan tidak terjadi peningkatan alokasi anggaran untuk belanja pemerintah pusat (BPP) dari kesepakatan terakhir yang disetujui bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR pada pekan lalu, yakni sebesar Rp2.701,44 triliun.

Pasalnya, perubahan anggaran belanja K/L merupakan hasil pergeseran anggaran belanja dari non-K/L.

“Dengan sendirinya, belanja non-K/L dari sebelumnya Rp1.606,8 triliun menjadi Rp1.541,4 triliun,” kata Isa.

Pos belanja non-K/L yang mengalami pengurangan adalah program pengelolaan belanja lainnya yang turun dari Rp556,7 triliun menjadi Rp491,2 triliun. Sementara pos belanja lainnya tidak mengalami perubahan.

Program pengelolaan belanja lainnya ditujukan untuk kebijakan antisipasi kegiatan tanggap darurat dan penanggulangan bencana, antisipasi kebutuhan kegiatan mendesak, dukungan pembayaran kewajiban pemerintah seperti kompensasi BBM dan listrik, serta antisipasi pelaksanaan program pemerintahan baru.

Sebelumnya, Sri Mulyani dan Thomas menemui Prabowo untuk melaporkan perkembangan APBN, termasuk pelaksanaan serta outlook APBN 2024 yang akan ditutup pada Desember 2024.

Sri Mulyani juga memberikan laporan mengenai pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Rancangan APBN (RAPBN 2025) di DPR dan arahan-arahan presiden terpilih mengenai berbagai usulan program dan anggaran yang disediakan.

Dalam Postur Sementara APBN 2025 berdasarkan kesepakatan terakhir antara Kemenkeu dengan Banggar DPR, pemerintah menetapkan defisit Rp616,19 triliun atau 2,53 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), pendapatan negara Rp3.005,1 triliun, belanja negara Rp3.621,3 triliun, keseimbangan primer defisit Rp63,33 triliun, dan pembiayaan anggaran Rp616,2 triliun.

Kemudian, terjadi perubahan nilai pendapatan negara dan belanja negara dari yang diumumkan saat Nota Keuangan pertengahan Agustus lalu karena kenaikan target penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dan BPP masing-masing Rp8,2 triliun.

Dengan demikian, PNBP 2025 ditargetkan mencapai Rp513,6 triliun dari Rp505,4 triliun, sedangkan BPP menjadi Rp2.701,4 triliun dari Rp2.693,2 triliun.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024