Jakarta, FORTUNE - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2024 akan berkisar 4,7 persen hingga 5,5 persen. Prediksi tersebut lebih rendah dari perkiraan pemerintah pada level 5,3 persen hingga 5,7 persen.
"Secara kesuluruhan kami akan memperkirakan bahwa ekonomi 2023 akan tumbuh 4,5 persen sampai dengan 5,3 persen, dan akan meningkat 2024 menjadi 4,7 persen sampai 5,5 persen," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam rapat bersama Badan Anggaran DPR, Selasa (30/5).
Untuk inflasi, BI menegaskan bahwa sinergi yang telah terjalin bersama pemerintah masih dan akan terus diperkuat. Ini terlihat dari realisasi inflasi yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada April lalu, seturut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi mencapai 4,33 persen dalam setahun (yoy), turun dari bulan sebelumnya yang mencapai 4,97 persen.
"Kami perkirakan di tahun ini inflasi IHK (indeks harga konsumen) akan kembali ke bawah 4 persen sejak Agustus atau September," katanya.
Dengan demikian, inflasi akhir 2023 diperkirakan akan mencapai 3,3 persen, sehingga kembali ke dalam sasaran 5 persen +/- 1 persen. Sedangkan untuk 2024, BI memperkirakan inflasi akan terkendali pada kisaran target 2,5 persen +/- 1 persen.
Menurutnya, target tersebut dapat dicapai melalui respons kebijakan suku bunga Bank Indonesia dan stabilisasi nilai tukar rupiah yang terus dilakukan, serta didukung sinergi pemerintah–BI, termasuk melalui tim pengendali inflasi di tingkat pusat dan daerah (TPI dan TPID).
"Dan juga Bu Menteri menyampaikan bagaimana kebijakan fiskal diarahkan untuk inflasi harga, jadi kami secara keseluruhan meyakini bahwa IHK tahun ini akan di kisaran 3 persen +/- 1 persen sesuai sasaran dan tahun depan 2,5 persen +/- 1 persen," ujarnya.
Pendorong pertumbuhan ekonomi 2024
Sebelumnya, dalam rapat paripurna DPR RI (30/5), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan prospek pertumbuhan ekonomi domestik dipengaruhi oleh dinamika dan prospek ekonomi global.
Menurutnya, prospek pertumbuhan ekonomi global pada 2024 akan membaik sejalan dengan moderasi harga komoditas. Kemudian, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan mengalami akselerasi dari sebelumnya 2,8 persen menjadi 3,0 persen pada 2023, diikuti pertumbuhan volume perdagangan dunia yang diprediksi meningkat dari 2,4 persen tahun ini menjadi 3,5 persen pada 2024.
"Kinerja ekspor diharapkan dapat kembali menguat di tengah prospek ekonomi dunia yang lebih baik. Selain itu, produk-produk hilirisasi lanjutan juga akan menopang daya saing produk ekspor Indonesia," katanya.
Dari sisi domestik, aktivitas konsumsi diperkirakan akan menguat tahun depan sejalan dengan terjaganya daya beli masyarakat, inflasi yang terkendali, dan meningkatnya penciptaan lapangan kerja.
Penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada serentak juga diprediksi akan turut mendorong aktivitas perekonomian. Investasi, yang biasanya mengalami penurunan di tengah tahun pemilu, pun diharapkan dapat meningkat, khususnya berkenaan dengan sektor-sektor berbasis hilirisasi, baik mineral dan produk-produk pertanian.
"Berdasarkan hal-hal tersebut, pemerintah memandang bahwa asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen sampai 5,7 persen dapat dicapai di tahun 2024," ujarnya.