Jakarta, FORTUNE - Survei Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja penjualan eceran tumbuh positif pada Desember 2022. Ini tecermin pada Indeks Penjualan Riil (IPR) yang mencapai 216,4 atau tumbuh positif 0,04 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Dalam keterangan resminya, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, mengatakan pertumbuhan kinerja tersebut didorong oleh kelompok peralatan informasi dan komunikasi yang meningkat dari kontraksi pada bulan sebelumnya.
"Secara bulanan, penjualan eceran diprakirakan tumbuh sebesar 6,3 persen (month-to-month/mtm), meningkat dari pertumbuhan 0,4 persen (mtm) pada bulan sebelumnya," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (10/1).
Peningkatan terjadi pada mayoritas kelompok, terutama subkelompok sandang, kelompok peralatan informasi dan komunikasi yang ditopang oleh masih tingginya penjualan TV digital, serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Pendorongnya adalah perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal, periode libur dan akhir tahun, serta strategi potongan harga yang mendukung permintaan domestik.
Sementara itu, pertumbuhan penjualan eceran secara tahunan pada November 2022 tetap positif sebesar 1,3 persen (yoy), meski lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang sebesar 3,7 persen (yoy).
Kelompok barang budaya dan rekreasi meningkat sebesar 5,8 persen, sedangkan kelompok peralatan informasi dan komunikasi serta perlengkapan rumah tangga lainnya membaik meski masih dalam fase kontraksi masing-masing -16,3 persen dan -14,2 persen.
Di sisi lain, kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta subkelompok sandang mencatatkan perlambatan masing-masing 4,8 persen dan 17,1 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang menyentuh 8 persen dan 25 persen.
Kinerja bulanan
Secara bulanan, kinerja penjualan eceran juga membukukan pertumbuhan positif sebesar 0,4 persen (mtm), yang ditopang oleh pertumbuhan pada kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya serta suku cadang dan aksesori yang mengalami perbaikan setelah mengalami kontraksi pada bulan sebelumnya.
Dari sisi harga, lanjut Erwin, responden memperkirakan tekanan inflasi pada Februari dan Mei 2023 atau 3 dan 6 bulan yang akan datang akan menurun, tecermin pada Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Februari dan Mei 2023 yang tercatat masing-masing 134,6 dan 140,2 atau turun dari 138,0 dan 140,8 pada Januari dan April 2023.
Responden menginformasikan penurunan harga diperkirakan terjadi karena stok barang yang mencukupi.