Jakarta, FORTUNE - Pengusaha Pertashop ramai-ramai mengadukan masalah dan kerugian yang mereka hadapi ke Komisi VII DPR RI, Senin (10/7). Gunadi Broto Sudarmo, Ketua Paguyuban Pengusaha Pertashop Jateng dan DIY, mengatakan 244 atau 47 persen pengusaha Pertashop di Indonesia merugi.
Mereka adalah pengusaha Pertashop dengan omzet jual BBM kurang dari 200 liter per hari dengan laba kotor Rp5.100.000 per bulan. Margin tiap liter Pertamax yang dijual hanya mencapai Rp850 per liter, dan total BBM maksimal yang bisa dijual hanya 3.000 liter.
"Untuk biaya operasional, ada gaji operator minimal 2 orang. Rp4 juta. Masing-masing Rp2 juta. Ada losses. Dan lain sebagainya. Ini belum untuk kewajiban ke bank," katanya di hadapan komisi VII DPR.
Menurut Gunadi, disparitas harga yang makin jauh antara Pertalite dan Pertamax membuat omzet penjualan Pertashop merosot hingga 90 persen.
Dia menggambarkan ketika harga Pertamax hanya Rp9.000 per liter dan Pertalite Rp7.000 per liter, penjualan Pertashop bisa mencapai 34.000 liter per bulan.
"Namun, setelah terjadinya disparitas harga antara Pertamax dan Pertalite mulai April (2022), itu omzet langsung turun drastis," ujarnya.
Pada harga Pertamax Rp12.500 per liter, omzet Pertashop anjlok menjadi 16.000 liter per bulan.
"Sampai sekarang di harga Rp12.500 per liter, itu pun omzet belum kembali ke harga seperti saat Pertamax Rp9.000 dan Pertalite Rp6.750/liter," katanya.
Minta jadi agen LPG 3 Kg
Menurut Gunadi, revisi Perpres 191/2014 akan membantu mendorong penjualan Pertashop lantaran pembelian Pertalite akan kian dibatasi. Hal ini akan mendorong konsumen untuk kembali menggunakan Pertamax yang dijual Pertashop.
"Sampai sekarang belum ada ketentuan mengenai Pertalite ini secara detail. Beda dengan produk seperti solar. Di biosolar sudah pasti, siapa saja konsumennya sudah tertata. Masih banyak yang sebenarnya tidak menggunakan Pertalite seperti pelat merah, BUMN, BUMD,TNI/Polri masih menggunakan BBM jenis Pertalite," ujarnya.
Dia juga meminta pemerintah menunjuk Pertashop sebagai pangkalan LPG subsidi 3kg. Usaha menjadi pangkalan LPG 3 Kg tersebut, kata dia, belum terealisasi lantaran kuota agen telah habis disalurkan kepada pangkalan terdaftar.