Positif sejak Mei 2020, Neraca Dagang November 2023 Surplus US$2,41 M

Neraca migas masih defisit.

Positif sejak Mei 2020, Neraca Dagang November 2023 Surplus US$2,41 M
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini/Dok. Fortune idn/desy Y.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan barang pada November 2023 surplus US$2,41 miliar. Deputi Bidang Statistik Barang dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, ini merupakan surplus ke-43 secara secara beruntun sejak Mei 2020

Meski demikian, neraca perdagangan migas Indonesia tercatat masih defisit US$2,21 miliar. "Surplus neraca perdagangan barang November kali ini lebih ditopang oleh surplus pada komoditas non migas sebesar 4,62 miliar dolar AS dengan komoditas penyumbang surplus adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan atau nabati, kemudian besi dan baja," ujarnya dalam konferensi pers, Jumt (15/12)..

Sementara itu, secara kumulatif hingga November 2023, total surplus neraca perdagangan barang Indonesia mencapai US$33,63 miliar atau lebih rendah US$16,91 miliar (33,46 persen) jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Pada November 2023, Indonesia mengalami surplus perdagangan barang dengan beberapa negara di mana tiga negara  terbesar di antaranya adalah India (US$1,54 miliar), Amerika Serikat (US$1,25 miliar), dan Filipina (US$790 juta).

Surplus terbesar terjadi dengan India, didorong oleh komoditas barang bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewani/nabati, serta besi dan baja.

Ekspor-Impor

Indonesia juga mengalami defisit perdagangan dengan beberapa negara. Berdasarkan data BPS, tiga negara mitra yang menyebabkan defisit neraca dagang terbesar di antaranya Australia (US$0,46 miliar), Brasil (US$370 juta) dan Thailand (US$340 juta).

Defisit terdalam terjadi pada perdagangan dengan Australia, yang disebabkan komoditas biji logam, kerak dan abu, gula dan kembang gula, serta bahan bakar mineral.

Sementara itu, jika dilihat lebih detail, surplus Neraca Dagang Indonesia disebabkan nilai ekspor Indonesia yan mencapai US$22 miliar atau turun tipis 0,67 persen dibandingkan Oktober tahun ini.

Ekspor migas tercatat sebesr U$1,28 miliar atau turun 6,39 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan untuk ekspor nonmigas tercatat US$20,72 miliaratau turun tipis 0,29 persen.

Adapun nilai impor Indonesia tercatat sebesar US$19,59 miliar atau naik 4,89 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Impor migas tercatat senilai US$3,49 miliar, naik 8,79 persen. Sementara impor non-migas tercatat US$16,10 miliar atau naik 4,08 persen.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya