Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Inflasi tahunan pada Juni 2024 sebesar 2,51 persen secara tahunan (year on year/yoy) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 106,28.
Plt. Sekretaris Utama BPS Imam Machdi mengatakan, inflasi tahunan tersebut lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 2,84 persen.
“Tingkat inflasi tahunan pada Juni 2024 adalah 2,51 persen atau terjadi peningkatan IHK dari 103,68 pada Juni 2023 menjadi 106,28 pada Juni 2024,” ujarnya dalam konferensi pers Senin (1/7).
Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Kelompok ini mengalami Inflasi 4,95 persen dengan andil sebesar 1,40 persen terhadap inflasi umum.
"Komoditas yang memberikan andil inflasi pada kelompok ini adalah beras, cabai merah, dan sigaret kretek mesin," jelasnya.
Sedangkan komoditas lain di luar kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang juga memberikan andil inflasi cukup signifikan antara lain emas perhiasan, tarif angkutan udara, dan nasi dengan lauk.
Sementara kelompok pengeluaran yang memberikan andil terhadap deflasi adalah informasi, komunikasi dan jasa keuangan. Kelompok ini mengalami deflasi -0,18 persen dengan andil terhadap terhadap inflasi umum sebesar -0,01 persen.
Jika dilihat berdasarkan komponen pembentuknya, inflasi tahunan pada Juni terjadi pada seluruh komponen. Inflasi komponen inti (core inflation) tercatat sebesar 1,90 persen yoy dengan andil sebesar 1,22 persen terhadap inflasi umum.
Meski demikian, tekanan inflasi komponen inti secara tahunan menurun dari bulan sebelumnya. "Komoditas yang memberikan andil inflasi pada Juni 2024 di antaranya adalah emas perhiasan, gula pasir dan nasi dengan lauk," terangnya.
Selanjutnya, inflasi komponen harga diatur pemerintah (administered price), tercatat sebesar 1,68 persen dengan andil 0,33 persen. Pada komponen ini komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah sigaret kretek mesin, tarif angkutan udara, dan sigaret kretek tangan.
Sementara, komponen harga bergejolak (volatile food) tercatat inflasi 5,96 persen dengan andil sebesar 0,96 persen. Pada komponen ini, komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi adalah beras, cabai merah, dan bawang merah.
Imam juga memperinci inflai tahunan Juni berdasarkan wilayahnya. Tercatat, hampir seluruh provinsi yang disurvei BPS mengalami inflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Papua Pegunungan sebesar 5,65 persen, disusul Sulawesi Utara 4,42 persen, Sumatera Barat 4,04 persen, Kalimantan Timur 2,99 persen, Bali 2,71 persen, Banten 2,49 persen, Kalimantan Tengah 2,22 persen, Jawa Timur 2,21 persen, Sulawesi Selatan 2,03 persen, Nusa Tenggara Timur 1,54 persen, dan Papua Barat Daya 1,28 persen.
Adapun inflasi terendah terjadi di Kepulauan Bangka Belitung, yakni sebesar 1,08 persen.