BPS Ramal Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2022 Tertekan Omicron

Bappenas harap pertumbuhan ekonomi 2022 merata.

BPS Ramal Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2022 Tertekan Omicron
Kepala BPS, Margo Yuwono. (dok. Badan Pusat Statistik)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron akan menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun ini.

Pasalnya, peningkatan kasus tersebut membuat mobilitas masyarakat kembali menurun dan menghambat laju roda perekonomian. Terlebih, pemerintah mulai memperketat aktivitas sosial dengan menaikkan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di sejumlah daerah.

“Dengan naiknya kasus Omicron sekarang akan berpengaruh pada mobilitas dan akan berpengaruh pada kinerja ekonomi di kuartal I 2022,” ujarnya dalam diskusi virtual yang digelar Forum Masyarakat Statistik, Senin (21/2).

Sebagai informasi, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 telah mengumumkan penambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia sebanyak 34.418 orang per hari ini. Dengan tambahan kasus baru tersebut, total kasus positif Covid-19 telah mencapai 5.231.923 orang.

Tak hanya itu, Satgas juga mengumumkan adanya tambahan angka kematian akibat Covid-19 sebanyak 176 orang di hari ini. Dus, total kasus meninggal akibat sampar menjadi 146.541 jiwa.

Dengan adanya data-data terbaru tersebut, menurut Margo Yuwono, aktivitas perekonomian kemungkinan akan kembali melambat seiring dengan meningkatnya kekhawatiran masyarakat terhadap Covid-19. Sebaliknya, jika kasus aktif kembali menurun, maka gerak perekonomian akan kembali lancar kedepan.

"Kinerja pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan mobilitas masyarakat. Pada masa awal pandemi, pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi cukup dalam, tapi itu terus membaik seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat akibat pengendalian kasus Covid-19," kata Margo.

Bappenas harap pertumbuhan ekonomi merata

Dalam kesempatan sama, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monarfa berharap pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan antara 5,2 persen sampai 5,5 persen di tahun ini dapat merata di seluruh wilayah Indonesia.

Pasalnya, perekonomian Indonesia di tahun lalu belum pulih karena beberapa wilayah seperti Bali dan Papua Barat masih mengalami kontraksi, berbanding terbalik dengan wilayah penghasil komoditas pertambangan seperti Maluku Utara, Papua, dan Sulawesi Tengah telah tumbuh di atas 10 persen.

"Subsektor industri juga masih ada yang terkontraksi sedemikian rupa," tuturnya.

Selain itu, Indonesia juga menghadapi ancaman scarring effect akibat pandemi yakni penurunan produktivitas, hilangnya pekerjaan, hingga lambatnya pemulihan dunia usaha. "Perekonomian global diperkirakan akan melambat pada 2022 dan 2023 yang menimbulkan resiko hard landing bagi negara berkembang," imbuhnya.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya