BPS: Waspadai Kenaikan Harga Tiket Pesawat hingga Daging Sapi

Inflasi awal Ramadan 2023 lebih rendah dibandingkan 2022.

BPS: Waspadai Kenaikan Harga Tiket Pesawat hingga Daging Sapi
Warga membeli daging di Pasar Larangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (2/4/2022). ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan inflasi Maret 2023 yang bertepatan dengan awal Ramadan 1444 H masih relatif rendah jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Inflasi secara bulanan (MtM) hanya 0,18 persen, masih di bawah level inflasi awal Ramadan tahun lalu (April 2022) yang mencapai 0,95 persen serta tiga tahun sebelumnya (Mei 2019) yang sebesar 0,68 persen.

Meski demikian, dibandingkan inflasi awal Ramadan pada 2020 dan 2021 (April) yang masing-masing sebesar 0,8 persen dan 0,13 persen, inflasi awal Ramadan tahun ini cukup tinggi. 

"Perkembangan inflasi pada bulan yang berdekatan dengan Ramadan dan hari raya Idulfitri beberapa tahun terakhir ini. Terlihat inflasi Maret 2023 yang bertepatan dengan awal Ramadan relatif lebih rendah dengan tahun sebelumnya," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers, Senin (3/4).

Dia mengatakan ada beberapa komoditas yang dapat memberikan andil besar terhadap inflasi di bulan ini. Sejumlah komoditas tersebut biasanya cenderung meningkat selama Ramadan dan menjelang hari raya Idulfitri

"Itu seperti tarif angkutan udara daging sapi daging ayam ras bawang merah telur ayam ras dan lain-lain," katanya.

Komoditas penyumbang inflasi menjelang Lebaran

Selain tarif angkutan udara dan daging sapi, komoditas lain yang memberikan andil besar terhadap inflasi menjelang hari raya Idulfitri adalah daging ayam ras, bawang merah, telur ayam, hingga minyak goreng.

Sebagai gambaran, menjelang Lebaran tiga tahun lalu, yakni pada Juni 2019, harga cabai merah memberikan andil 0,20 persen terhadap inflasi, diikuti ikan segar 0,05 persen, tomat 0,04 persen, bayam 0,02 persen, nasi dengan lauk 0,02 persen, dan emas perhiasan 0,02 persen.

Kemudian dua tahun lalu, pada Mei 2020, tarif angkutan udara memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,08 persen. Kemudian, ada bawang merah dengan andil 0,06 persen, daging ayam ras 0,03 persen, tiket kereta api 0,02 persen, rokok kretek filter 0,01 persen, dan daging sapi 0,01 persen.

Lalu pada Mei 2021, tarif angkutan udara memberikan andil 0,04 persen, daging ayam ras 0,04 persen, ikan segar 0,04 persen, jeruk 0,02 persen, minyak goreng 0,02 persen, dan daging sapi 0,02 persen.

Tahun lalu, yakni pada Mei 2022, tarif angkutan udara memberi andil 0,07 persen terhadap inflasi, diikuti telur ayam ras 0,05 persen, ikan segar 0,04 persen, bawang merah 0,04 persen, nasi dengan lauk 0,01 persen, dan daging sapi 0,01 persen.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya