Chandra Asri Investasi Pengumpulan Minyak Jelantah untuk BBN

Bisa diolah menjadi bahan baku pabrik TPIA.

Chandra Asri Investasi Pengumpulan Minyak Jelantah untuk BBN
Ilustrasi pengumpulan minyak jelantah milik Biofront di Indonesia. (Doc: Chandra Asri)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Kemitraan ini merupakan bagian dari upaya Chandra Asri dalam diversifikasi bisnis ramah lingkungan dan ekonomi sirkular, serta mendukung keberlanjutan dan pengelolaan lingkungan.

Jakarta, FORTUNE - PT Chandra Asri Pacific Tbk (Chandra Asri Group) mengumumkan kerja sama dengan Biofront untuk berinvestasi dalam bidang pengadaan dan pengumpulan bahan baku Bahan Bakar Nabati (BBN). Langkah strategis ini akan dilaksanakan dengan memanfaatkan unit pengumpulan minyak jelantah atau used cooking oil (UCO) milik Biofront di Indonesia, yakni TUKR.

Suryandi, Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan Korporat Chandra Asri Group, mengatakan kemitraan dengan Biofront menandai komitmen Chandra Asri terhadap pertumbuhan yang berkelanjutan. Kolaborasi juga selaras dengan strategi Chandra Asri Group melakukan diversifikasi melalui inisiatif bisnis ramah lingkungan dan memperkuat dedikasi perusahan terhadap keberlanjutan dan pengelolaan lingkungan.

"Kami melihat bahan baku berbasis bio, seperti bio-naphtha, sangat penting untuk memfasilitasi transisi industri ke praktik yang lebih ramah lingkungan. Naphta terbarukan yang dihasilkan dari UCO menawarkan solusi praktis bagi industri yang ingin meminimalkan jejak karbon mereka," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (29/10).

Inisiatif tersebut juga memainkan peran penting dalam mempromosikan ekonomi sirkular dengan mengoptimalkan efisiensi sumber daya.

"Kami juga antusias untuk menjajaki kolaborasi di masa depan di sektor lain dalam ekonomi sirkular, seperti ban bekas dan daur ulang limbah plastik," ujarnya.

TUKR bekerja sama mengelola minyak jelantah yang dihasilkan dari produksi makanan di restoran, hotel, mal, dan lain-lain secara berkelanjutan dan bertanggung jawab. Minyak ini kemudian dikirim ke kilang bio untuk menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan, termasuk bahan bakar penerbangan berkelanjutan (sustainable aviation fuel/SAF).

Sebelumnya, Chandra Asri Group juga telah berhasil memperoleh International Sustainability and Carbon Certification (ISCC), yang menegaskan bahwa fasilitas perseroan memenuhi persyaratan untuk memproses bahan baku nabati menjadi produk berbasis bio, seperti bio-propylene, bio-ethylene, bio-crude C4, dan bio-pygas.

Investasi Chandra Asri Group dalam pengumpulan bahan baku melalui kemitraan ini turut menempatkannya secara strategis memanfaatkan pasar yang tengah berkembang pesat. Dengan begitu, pasokan bahan baku untuk produksi bahan bakar nabati di masa depan menjadi stabil, dan akhirnya memperkuat tujuan keberlanjutan Chandra Asri Group.

Fahad Farooq, Chief Executive Officer, Biofront Commodities, menyatakan kemitraan dengan Chandra Asri memberikan perusahaannya keunggulan dalam pengumpulan, penyimpanan, dan distribusi bahan baku, sekaligus memungkinkan pemberian pasokan langsung ke Chandra Asri Group dengan bahan baku penting produksi berbasis bio.

"Kami juga berkomitmen untuk mengembangkan aliran limbah dan bahan alternatif dengan Chandra Asri Group di Indonesia, termasuk ban bekas dan pengumpulan limbah plastik serta produksi minyak pirolisis," ujarnya.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya