Ekspor Batu Bara Januari 2024 Anjlok 29,7 Persen YoY, Ini Penyebabnya

Kinerja ekspor besi dan baja serta kelapa sawit moncer.

Ekspor Batu Bara Januari 2024 Anjlok 29,7 Persen YoY, Ini Penyebabnya
dok. RMK Energy (RMKE)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Ekspor Batu Bara mengalami penurunan 19,68 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) dan 29,76 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Menurut lembaga tersebut, kinerja ekspor nonmigas unggulan Indonesia tersebut turun karena adanya pelemahan tren harga batu bara di pasar global.

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan volume ekspor batu bara (HS 2701)—yang bekontribusi 12,59 persen terhadap total ekspor non migas—29,05 juta ton dengan nilai US$2,41 miliar.

"Penurunan ekspor batu bara terutama month-to-month ini dikarenakan penurunan volume dan juga penurunan harga, dimana volume turun 18,06 persen dan secara nilainya juga turun 19,68 persen. Karena penurunan nilai lebih dalam daripada volume malah penurunan ekspor batu bara secara bulanan ini lebih disebabkan oleh peturunan harga ," katanya dalam konferensi pers, Kamis (15/2).

"Paling besar penurunan ekspor kita batu bara adalah ke negara Tiongkok yang turun 25,08 persen dan juga ke India turun 17,11 persen," katanya.

Ekspor nonmigas Indonesia pada Januari turun 8,54 persen dibandingkan dengan Desember 2023 atau month to month (mtm).

“Jika dibandingkan Januari 2023 (year-on-year/yoy), nilai ekspor Januari 2024 turun sebesar 8,06 persen,” ujarnya

Amalia menjelaskan penurunan terbesar ekspor nonmigas Januari 2024 dibandingkan dengan Desember 2023 memang terjadi pada bahan bakar mineral, yakni US$805,9 juta (20,81 persen).

Sebaliknya, peningkatan ekspor nonmigas terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15)—dengan kontribusi 9,04 persen—yakni US$2,21 miliar atau 10,36 persen mtm terhadap total ekspor.

Demikian pula dengan komoditas besi dan baja (HS 72)—dengan kontribusi 12,09 persen—yang ekspornya mencapai US$2,31 miliar, naik 1,21 persen mtm dan 9,62 persen yoy. 

Khusus untuk komoditas nikel, ekspornya mencapai 123,17 ribu ton dengan nilai ekspor US$496,96 juta

Komoditas dengan kode HS 75 tersebut berkontribusi 2,60 persen terhadap keseluruhan ekspor nonmigas Indonesia yang mencapai US$19,13 miliar.

Kinerja ekspor nonmigas

Secara umum, ekspor nonmigas terbesar pada Januari 2024 adalah ke Tiongkok, yaitu US$4,57 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,99 miliar, dan India US$1,79 miliar.

Kontribusi ketiganya mencapai 43,64 persen.

Total nilai ekspor nonmigas Januari 2024 ke-13 negara tujuan mencapai US$13.944,7 juta atau turun US$1.345,4 juta (8,80 persen) dibandingkan dengan Desember 2023.

Penurunan tersebut disebabkan oleh menurunnya nilai ekspor ke sebagian besar negara tujuan utama seperti Tiongkok US$1.194,9 juta (20,73 persen); Jepang US$148,2 juta (9,22 persen); dan Korea Selatan US$74,8 juta (8,64 persen). 

Sementara negara yang mengalami peningkatan adalah Italia US$133,6 juta (139,69 persen); Thailand US$82,2 juta (21,84 persen); dan Belanda US$71,9 juta (22,59 persen). 

Ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa pada Januari 2024 mencapai US$3.261,0 juta dan US$1.482,2 juta, atau ke ASEAN turun 2,79 persen, sedangkan ke Uni Eropa naik 14,21 persen dibandingkan dengan Desember 2023.  

Related Topics

Ekspor Batu BaraBPS

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya