Erick Ungkap Rencana Super Holding Danantara: Gabung 7 BUMN dan INA

Rencana tersebut telah bergulir dua tahun.

Erick Ungkap Rencana Super Holding Danantara: Gabung 7 BUMN dan INA
Menteri BUMN, Erick Thohir. (Wulandari/ShutterStock)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Danantara akan menggawangi tujuh BUMN dengan aset jumbo dan menjadi induk dari Indonesia Investment Authority (INA).
  • Pembentukan super holding merupakan bagian dari upaya restrukturisasi dan perbaikan tata kelola BUMN serta peningkatan dividen.

Jakarta, FORTUNE - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir buka suara ihwal pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) yang digadang-gadang akan menjadi Super Holding BUMN seperti Temasek milik Singapura.

Erick mengatakan rencana tersebut bukan hal baru dan telah bergulir selama dua tahun melalui revisi Undang-Undang BUMN. Danantara sendiri nantinya akan menggawangi tujuh BUMN dengan aset jumbo, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID.

Tidak hanya itu, Danantara juga akan menjadi induk dari Indonesia Investment Authority (INA), Sovereign Wealth Funds (SWF) yang telah lebih dahulu berdiri.

"Memang road map BUMN itu ke arah sana, dan saya selalu bilang super holding itu, jadi bukan sesuatu yang perlu dilihat negatif," ujarnya usai acara penandatanganan jual beli emas batangan antara PT Freeport Indonesia dan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) di Hotel Indonesia Kempinski, Kamis (7/11).

Kini, pemerintah juga tengah mengkaji bentuk organisasi Danantara, baik itu berupa BUMN maupun SWF. Yang jelas, Kementerian BUMN telah memberikan aset PT Bank Mandiri (Persero) Tbk untuk digunakan sebagai kantor Danantara.

"Apakah ada peraturan pemerintahnya, apakah ada undang-undangnya, itu biar yang ahlinya. Kalau kami di BUMN senang. Kenapa? Artinya apa? Kinerja kita yang selama ini diapresiasi. Di mana tujuh BUMN besar ini dinyatakan sehat. Iya kan, nah sisanya nanti ya kembali memang garis tangan saya, restrukturisasi," kata Erick.

Menurutnya, pembentukan super holding merupakan bagian dari upaya restrukturisasi dan perbaikan tata kelola BUMN. Sejauh ini, penyehatan perusahaan-perusahaan pelat merah juga telah dilakukan, tergambar dari kenaikan laba menjadi Rp327 triliun serta peningkatan setoran dividen ke pemerintah.

"Ini konsolidasi sehat, enggak? Sehat. Makanya kalau sehat bisa dividen sampai Rp90 triliun. Berarti sehat, kalau enggak sehat nggak mungkin dividen," katanya.

Erick menambahkan bahwa peningkatan dividen tersebut juga merupakan komitmen BUMN untuk bisa memberikan imbal hasil lebih tinggi dari penyertaan modal negara (PMN) yang digelontorkan pemerintah.

"Di situlah kenapa kalau kita bicara Danantara enggak perlu berpikir negatif, karena itu proses yang memang kita sedang dorong. Nah tetapi namanya beda-beda itu hal yang kurang," ujarnya.

Meski demikian, Erick juga tidak memungkiri bahwa masih ada sejumlah BUMN yang mencatatkan kerugian.

"Dari 47, 40 sehat dan 7 masih rugi. Siapa? Krakatau Steel. Karena kemarin sudah restrukturisasi, kebakaran gitu kan," katanya.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil