Harga Komoditas Turun, Ekpor Batu Bara hingga Sawit Agustus Merosot

Batu bara, sawit dan besi-baja sumbang 33,31 persen ekspor.

Harga Komoditas Turun, Ekpor Batu Bara hingga Sawit Agustus Merosot
dok. RMK Energy (RMKE)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Ekspor komoditas unggulan Indonesia mengalami penurunan signifikan pada Agustus 2023.

Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan komoditas tersebut terdiri dari batu bara dengan kontribusi10,89 persen terhadap total ekspor nasional, minyak kelapa sawit dengan kontribusi 11,60 persen, dan besi dan baja dengan share kontribusi 10,82 persen.

"Nilai ekspor ketiga komoditas ini memberikan kontribusi sebesar 33,31 persen dari total non migas Indonesia pada Agustus 2023," ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (15/9).

Secara tahunan (year on year/yoy) ekspor batu bara Indonesia turun hingga 48,91 persen dari US$4,42 miliar pada Agustus 2022 menjadi US$2,25 miliar pada periode sama tahun ini.

Demikian pula jika dilihat secara bulanan (month to month/mtm) saat terjadi penurunan nilai ekspor 11,83 persen dari US$2,56 miliar pada Juli 2023, menjadi US$2,25 miliar bulan lalu.

Menurut Amalia, merosotnya kinerja ekspor batu bara didorong oleh penurunan harga. Sementara itu, volumenya juga mengalami penurunan sebesar -8,25 persen mtm namun tidak sedalam penurunan nilai ekspor pada -11,83 persen mtm.

"Negara tujuan ekspor komoditas batu bara adalah India, Jepang, Tiongkok, Filipina, Taiwan, dan Malaysia," ujarnya.

Sawit serta besi dan baja 

Kemudian, ekspor minyak kelapa sawit tercatat anjlok 35,23 persen yoy dari US$3,71 miliar pada Agustus 2022 menjadi US$2,40 miliar dalam periode sama tahun ini. Namun, jika dilihat secara bulanan, nilainya masih naik sebesar 5,32 persen dari US$2,28 miliar pada Juli 2023.

Negara tujuan ekspor komoditas CPO dan turunannya tersebut antara lain India, disusul Tiongkok, Malaysia, dan Pakistan

"Kenaikan ekspor minyak kelapa sawit secara bulanan ternyata juga dikontribusikan oleh kenaikan volume ekspor minyak kelapa sawit yang mencapai 27,74 ton," katanya.

Terakhir, untuk komoditas besi dan baja, nilai ekspornya turun 0,96 persen yoy dari US$2,26 miliar pada Agustus 2022 menjadi US$2,24 miliar pada periode sama tahun ini. Kendati begitu, seperti halnya minyak kelapa sawit, komoditas besi dan baja mengalami peningkatan nilai ekspor secara bulanan (mtm) yakni 1,27 persen dari US$2,21 miliar pada Juli 2023.

"Komoditas besi dan baja negara tujuan ekspornya adalah Tiongkok, Taiwan, India, dan Vietnam," ujarnya.

Nilai ekspor Indonesia secara keseluruhan pada Agustus 2023 mengalami penurunan 21,21 persen menjadi US$22 miliar. "Penurunan melanjutkan tren penurunan awal tahun karena harga-harga komoditas unggulan di pasar global relatif lebih rendah dari tahun lalu," jelas Amalia.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024