Indonesia Impor 1,59 Juta Ton Beras selama Januari-Agustus 2023

50,36 persen beras impor berasal dari Thailand.

Indonesia Impor 1,59 Juta Ton Beras selama Januari-Agustus 2023
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi dan Dirut Bulog Budi Waseso saat meninjau pembokaran perdana kedatangan beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) um’at (16/12). (Dok. Bulog)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor beras Indonesia selama periode Januari-Agustus 2023 mencapai 1,59 juta ton, yang didominasi kategori setengah giling atau giling utuh dengan kode HS10063009. Volumenya mencapai 1.409.277 ton atau 88,52 persen dari total impor beras dalam periode tersebut.

Kemudian terdapat pula kategori broken rice dengan kode HS 10064090 sebanyak 174.000 ton (10,93 persen), basmati rice dengan kode HS 10063050 sebanyak 3.806 ton (0,25 persen), fragrant rice dengan kode HS 10063070 sebanyak 3.425 ton (0,22 persen), dan glutinous rice dengan kode HS 10063030 sebanyak 1.300 ton (0,08 persen).

Beras dengan kategori lainnya—seperti hom mali rice, rice in the husk, serta husked (brown) rice—mencapai 211 ton (0,01 persen).

"Impor beras menurut HS 8 digit Januari-Agustus 2023 adalah sebesar 1,59 juta ton yang didominasi oleh semi milled or wholly milled rice dengan share 88,52 persen," ujar Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers, Jumat (15/9).

Jika dilihat berdasarkan negaranya, impor beras Indonesia pada periode Januari-Agustus 2023 sebagian besar berasal dari Thailand dengan volume 802.000 ton atau mencakup 50,36 persen dari total impor beras nasional Januari-Agustus 2023.

Negara asal impor beras kedua terbesar adalah Vietnam dengan volume 647.000 ton atau kontribusi 42,33 persen, dan yang ketiga dari India dengan sumbangsih 4,61 persen atau 66.000 ton

Ada pula beras yang diimpor dari Pakistan dengan share 2,85 persen atau sebanyak 45.000 ton. Sementara, impor beras dari negara lainnya mencapai 5.000 ton atau memiliki share 0,30 persen.

Cadangan beras pemerintah aman

Sebelumnya Presiden Joko Widodo memastikan stok beras pemerintah cukup untuk menjaga stabilitas harga di pasar.

Dia menyatakan saat ini cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog telah mencapai 1,6 juta ton, dan 400.000 ton masih dalam perjalanan menuju Indonesia. Dengan begitu, total stok CBP mencapai 2 juta ton.

"Biasanya stok kita itu hanya 1,2 (juta ton). Normal 1,2 juta (ton)," ujar Presiden Jokowi saat meninjau Gudang Bulog Dramaga, Bogor, yang disiarkan secara virtual, Senin (11/9).

Dia pun mengatakan banyak negara tengah mengalami kekeringan sebagai dampak dari El-Nino, termasuk Indonesia. Sejauh ini, setidaknya ada 7 provinsi di Tanah Air yang diperkirakan tengah kering.

Kondisi tersebut akhirnya menurunkan tingkat produksi beras dalam negeri. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Juli 2023, realisasi produksi beras Indonesia sepanjang Januari-Juni 2023 diperkirakan mencapai 18,4 juta ton. Sementara proyeksi produksi pada Juli-September 2023 berkisar 7,24 juta ton.

Dengan demikian, produksi beras sepanjang Januari-September 2023 diproyeksikan 25,64 juta ton. Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan produksi beras periode sama tahun lalu yang mencapai 26,17 juta ton.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil