Jakarta, FORTUNE - Indonesia menjadi pemegang saham terbesar ketiga Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank/IsDB) dari sebelumnya pada posisi ke-12.
Peningkatan kepemilikan saham tersebut terjadi lantaran Indonesia ingin menjadi mitra IsDB yang lebih kuat untuk meningkatkan peran IsDB, mewujudkan agenda reformasi, dan melaksanakan mandatnya dalam membantu negara-negara anggota—terutama negara-negara anggota miskin dan rentan, serta komunitas muslim di dunia.
"Saya harap dengan adanya kenaikan saham ini, kerja sama antara Indonesia dan IsDB dapat semakin menguat serta membawa kesejahteraan bagi seluruh umat," ujar Menteri Keuangan, Sri Mulyani, dalam Sidang Tahunan IsDB di Jeddah, Arab Saudi, seperti dikutip dalam keterangan resminya, Senin (15/4).
Arab Saudi selaku Dewan Gubernur IsDB secara aklamasi menyetujui proposal kenaikan saham Indonesia pada Sidang Tahunan Ke-48 IsDB pada 10-13 Mei 2023 di Jeddah.
Dengan persetujuan tersebut, Indonesia menduduki peringkat pemegang saham IsDB terbesar setelah Arab Saudi dan Libya, serta berada di atas Iran, Nigeria, Qatar, Mesir, Kuwait, Uni Emirat Arab dan Turki.
IsDB merupakan bank pembangunan multilateral yang memiliki keunggulan komparatif tidak saja sebagai satu-satunya bank pembangunan multilateral yang menerapkan prinsip Syariah, namun mayoritas anggotanya negara berkembang, sehingga bisa ikut mengedepankan Kerja sama Selatan-Selatan.
IsDB juga berkomitmen untuk melakukan reformasi, termasuk demi meningkatkan pembiayaan murah untuk kebutuhan pembangunan negara anggota yang mayoritas berada dalam kategori negara berpendapatan menengah dan rendah.
Saat menjadi pemegang saham terbesar ke-12, Indonesia mendapatkan penyertaan modal US$1.511 juta atau 2,25 persen dari total modal ditempatkan IsDB.
Manfaat peningkatan saham
Peningkatan saham, menurut Sri Mulyani, akan memberikan beragam manfaat bagi Indonesia, baik secara strategis dan ekonomis, mulai dari meningkatkan posisi tawar Indonesia di IsDB hingga meningkatkan potensi pembiayaan IsDB hingga 3,5-4 kali lebih besar.
Indonesia pun akan kian menegaskan posisinya di panggung global dengan ikut menentukan arah pembangunan dunia melalui pengaruh keanggotaannya dalam bank pembangunan multilateral seperti IsDB.
Indonesia juga akan dapat secara langsung berperan aktif dalam operasionalisasi IsDB dan berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta pengentasan kemiskinan di negara-negara anggota IsDB, yang pada umumnya merupakan negara dengan komunitas muslim berpendapatan rendah.
Di sisi lain, Indonesia juga dapat semakin mendorong peran IsDB dalam berbagai kegiatan pembangunan di Tanah Air, termasuk dalam pengembangan ekonomi dan keuangan Islam.
Hingga Desember 2022, IsDB telah memberikan dukungan pembiayaan bagi Indonesia sebesar 6,3 miliar dolar AS, khususnya untuk sektor-sektor seperti pertanian, pendidikan, industri dan pertambangan, melalui berbagai instrumen seperti pembiayaan proyek, pembiayaan perdagangan, serta pemberian bantuan teknis.
Sri Mulyani mengatakan Indonesia berkomitmen untuk bekerja sama lebih erat dengan IsDB guba memberikan dampak positif dalam jangka panjang bagi umat muslim dan komunitas global.
"Penguatan kerja sama terutama dalam menghadapi berbagai tantangan perekonomian dunia saat ini. Hal inilah yang akan diwujudkan melalui peran Indonesia yang akan semakin meningkat sejalan dengan kenaikan posisi saham Indonesia di IsDB," ujar Sri Mulyani.