Jakarta, FORTUNE - Suasana Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Pemerintah di DPR RI, Selasa (17/9), berubah mengharukan ketika Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan salam perpisahan.
Usai menyepakati Pembicaraan Tingkat I untuk Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) Tahun 2025, dia melontarkan ungkapan terima kasih sekaligus apresiasi terhadap DPR yang telah memberikan pandangan, masukan, kritikan serta dukungan kepada pemerintah.
Apalagi, APBN 2025 akan menjadi APBN transisi bagi pemerintahan baru yang sedianya akan dimulai pada Oktober 2024.
"Hari ini adalah detik-detik di mana saya akan mengakhiri tugas dari kabinet di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi dan wakil presiden Ma'aruf Amin. Kami tahu bahwa perjuangan untuk menciptakan keadilan sosial dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia belum berhenti dan belum berakhir," ujarnya.
Namun, di tengah ungkapan pamungkas tersebut, ia terisak saat hendak menyinggung profesionalisme dan integritas jajaran Kemenkeu dalam merancang, melaksanakan, hingga mempertanggungjawabkan APBN
"Saya tahu bahwa mereka bekerja keras dengan profesionalisme dan integritas yang terus dijaga untuk memastikan bahwa APBN dirancang dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan dengan baik. Saya berharap semua kontribusi dan dedikasi ini telah bisa menyumbang untuk membangun Indonesia," ujarnya, yang lantas disambut tepuk tangan para anggota Badan Anggaran.
Usai Pembicaraan Tingkat I untuk RUU APBN 2025 disetujui, selanjutnya hasil rapat akan dibawa ke tingkat pengambilan keputusan pada sidang paripurna.
“Hari ini kita telah menyepakati Pembicaraan Tingkat I untuk RUU APBN 2025, insya Allah akan diteruskan pada Pembicaraan Tingkat II Pengambilan Keputusan terhadap RUU APBN tahun anggaran 2025 di sidang paripurna,” kata Sri Mulyani.
Dalam hematnya, Badan Anggaran dan pemerintah menyadari bahwa APBN adalah instrumen yang sangat luar biasa penting, yang sangat menentukan kemajuan sebuah bangsa. Terutama, dalam fungsinya untuk melindungi masyarakat dan perekonomian dari berbagai guncangan, dari mulai Covid 19 pandemi, kenaikan harga komoditas, kenaikan suku bunga, hingga terjadinya perang yang menimbulkan disrupsi.
"Semuanya telah kita lalui dan kita bisa atasi dengan mendesain APBN yang terus responsif, fleksibel, namun akuntabel," ujarnya.
Ke depan, Sri Mulyani berharap APBN dapat terus digunakan untuk memberikan manfaat maksimal bagi seluruh masyarakat Indonesia.
“Mari kita bersama-sama memastikan bahwa setiap rupiah di APBN benar-benar bisa dilihat sebagai upaya negara untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi rakyat. Anggaran adalah wujud janji kita kepada bangsa dan kepada seluruh rakyat. Menuju tanah terjanji, Indonesia yang tata, titi, tentrem, kerta raharja,” kata Sri Mulyani.