Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintahan Presiden Joko Widodo telah menghibahkan Barang Milik Negara (BMN) senilai Rp370,46 triliun dalam sepuluh tahun terakhir.
Barang tersebut berupa infrastruktur berkualitas yang dibangun oleh Kementerian PUPR menggunakan dana APBN. Ini termasuk berbagai infrastruktur senilai Rp19,26 triliun yang diserahterimakan di tahun ini, baik berupa asrama mahasiswa di perguruan tinggi, jembatan, hingga infrastruktur air bersih.
"Jadi kira-kira 10 tahun terakhir Menteri PUPR ini seperti Sinterklas, bagi-bagi barang milik negara yang berapa banyak nilainya. Tadi disampaikan bahwa hari ini (seremoni penyerahan BMN) Rp19,26 triliun. Hanya Rp19,26 triliun, kayaknya duit itu kalau triliun itu kecil kalau buat Pak Bas (Basuki Hadimuljono)," ujarnya dalam Seremoni Serah Terima BMN Kementerian PUPR di Auditorium Kementerian PUPR, Kamis (10/10).
Bendahara negara menyampaikan, seremoni penyerahan BMN kepada berbagai pihak oleh Kementerian PUPR merupakan bentuk transparansi dan akuntabilitas kepada masyarakat terkait penggunaan APBN.
"Kadang-kadang kita menganggap sebagai sesuatu yang taken for granted, tapi tidak menyadari bahwa itu adalah hasil uang negara yang dikumpulkan dan kemudian dibangun serta dikembalikan kepada berbagai penerima manfaat," tuturnya.
Adapun dalam penyerahan BMN senilai Rp19,26 triliun di tahun ini, Rp13,36 triliun di antaranya merupakan barang yang dihibahkan ke berbagai pihak, mulai dari perguruan tinggi hingga pemerintah daerah. Sementara sebesar Rp5,89 triliun sisanya di-alihstatuskan kepada kementerian/lembaga. Berbagai infrastruktur tersebut sebelumnya dibangun dengan APBN melalui DIPA Kementerian PUPR.
"Ini adalah contoh pengelolaan keuangan negara yang transparan dan akuntabel. Ini adalah pondasi apa yang disebut tata kelola, yang saya harapkan akan menjadi standar bagi Indonesia untuk terus menjaga tata kelola yang baik dan akuntabel," tandasnya.
"Terima kasih kepada semua teman-teman di PUPR yang saya tahu juga bekerja luar biasa keras. Mungkin tidak semua cita-cita tercapai, tapi sama seperti perjuangan dan cita-cita terus kami upayakan, kami ikhtiarkan, sambil terus melihat semua aspek agar kita bisa mencapai cita-cita berkelanjutan dan terus mewariskannya kepada generasi yang akan datang," tandas Sri Mulyani.