Jokowi Resmikan Bendungan Sadawarna Rp2 Triliun, Begini Penampakannya

Bendungan Sadawarna bisa kerek pertanian Cianjur.

Jokowi Resmikan Bendungan Sadawarna Rp2 Triliun, Begini Penampakannya
Bendungan Sadawarna di Kabupaten Subang dan Sumedang. (Doc: Kementerian PUPR)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Sadawarna di Kabupaten Subang dan Sumedang, Jawa Barat, Selasa (27/11). Infrastruktur yang difungsikan untuk mendukung ketahanan pangan dan pengendalian banjir tersebut merupakan bendungan ke-33 yang telah diresmikan dan dioperasikan sejak 2015, serta termasuk dari 61 bendungan yang ditargetkan selesai hingga 2024.

Sebelumnya, bendungan di Jawa Barat yang sudah selesai dibangun adalah Jatigede di Subang, lalu Bendungan Kuningan, serta Bendungan Ciawi dan Sukamahi di Kabupaten Bogor. Empat bendungan lain di Jawa Barat kini memasuki tahap penyelesaian pembangunan, di antaranya Bendungan Cipanas dan Bendungan Leuwikeris.

Jokowi mengatakan Bendungan Sadawarna memiliki daya tampung 70 juta meter kubik dengan luas genangan 680 hektare. Manfaat utama dam tersebut adalah untuk mengairi area persawahan seluas 4.280 hektare di Kabupaten Subang dan Indramayu. 

"Kita harapkan dengan banyaknya waduk-waduk yang dibangun di Indonesia, produktivitas tanaman pangan, utamanya padi dan hortikultura dan lain-lainnya, bisa naik. Sehingga, ketahanan dan kemandirian pangan kita semakin baik," ujar Presiden Jokowi dalam acara peresmian bendungan tersebut. 

Makan anggaran Rp2 triliun

Konstruksi Bendungan Sadawarna mulai dikerjakan sejak November 2018 dan berakhir pada Desember 2022 melalui dua paket pengerjaan: Paket I Kerja Sama Operasi (KSO) PT. Wijaya Karya-PT Daya Mulia Turangga-PT Barata Indonesia, dan Paket II oleh PT. Nindya Karya–PT Adhi Karya (KSO) dengan anggaran APBN senilai Rp2,06 triliun. 

Kehadiran fasilitas itu berpotensi memasok air baku 1,2 m3/detik untuk Kabupaten Subang, Indramayu, dan Sumedang serta potensi Sumber Tenaga Listrik 2 MW. 

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Jarot Widyoko, mengatakan sistem pengendalian banjirnya berlaku dengan menampung air Sungai Cipunegara yang mengalir dari Gunung Bukit Tunggul di Pegunungan Bandung Utara dan bermuara ke Laut Jawa, tepatnya di wilayah utara Jawa Barat.

Menurutnya, bendungan itu memiliki kapasitas tampung 70,86 juta m3 dengan panjang bendung 933 meter dan tinggi 40 meter. Titik bendungan diukur dari hulu sungai berjarak 43 km. Bendungan Sadawarna dapat mengendalikan banjir sekitar 1/3 DAS Cipunagara yang panjang sungainya mencapai 147 km. 

"Sisanya kami harapkan dukungan dan dorongan dari pemerintah kabupaten/kota yang berada di daerah aliran Sungai Cipunagara untuk memulai mengelola run-off yang mengalir ke sungai. Misalnya dengan sumur resapan, kolam retensi, atau embung-embung," kata Jarot. 

Dalam hal irigasi pertanian, pembangunan bendungan tersebut harus dibarengi dengan langkah modernisasi irigasi. Caranya, melalui pengembangan dan pemeliharaan daerah irigasi premium, menurut Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono. 

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya