Jakarta, FORTUNE - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan 13 proyek swasta di Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan total nilai Rp41 triliun telah masuk tahap konstruksi.
Proyek dimaksud meliputi rumah sakit, sekolah internasional, universitas, sports center, apartemen, perkantoran, hotel berbintang 4 dan 5, hingga tempat hiburan.
Menurut Jokowi, berjalannya proyek-proyek swasta tersebut memberikan optimisme bahwa pembangunan IKN akan berkembang pesat.
Tidak hanya itu, dia juga yakin antusiasme dunia usaha dalam berinvestasi untuk menggerakan perekonomian nasional pada 2024 juga akan tetap tinggi.
"Dua hari ini di IKN saya melakukan beberapa groundbreaking pembangunan baru dan meninjau progres pembangunan yang tiga bulan sebelumnya saya lakukan peletakan batu pertama. Yang menyenangkan dan menimbulkan optimisme adalah antusiasme pengusaha kita sangat besar," ujarnya dalam Seminar Nasional Outlook Perekonomian 2024, Jumat (22/12).
Sebagai Presiden, dia memahami adanya kekhawatiran para pengusaha terhadap proses dan hasil Pemilu yang akan ditentukan tahun depan. Namun, dia menegaskan bahwa hal tersebut tidak perlu terlalu dirisaukan.
"Kalau kita [mengakses] social media, bacanya social media, nonton TV adu debat antar politisi, sepertinya suasananya panas. Sepertinya. Tapi kalau bapak-ibu sering turun ke masyarakat, turun ke daerah, turun ke desa, sering turun ke daerah-daerah, bapak-ibu bisa merasakan rakyat itu santai-santai saja," katanya.
Suhu politik tidak sepanas 2014 dan 2019
Menurutnya, suhu politik pada Pilpres 2024 juga tidak sepanas pada 2014 dan 2019 ketika dia menjadi peserta pemilihan. Terlebih, dalam dua periode tersebut, hanya ada dua pasangan calon yang bersaing.
"Artinya, masyarakat kita sudah dewasa dalam berpolitik. Yang panas pun bisa didinginkan dan kalau terbelah sedikit juga bisa bersatu kembali," ujarnya.
Jokowi juga mengatakan bahwa Indonesia mendapat apresiasi sangat baik dari khalayak internasional dalam upaya mendorong percepatan pemulihan ekonomi, mempercepat transisi dari pandemi ke pasca-pandemi, dan menjaga pertumbuhan yang tinggi sejak keluar dari pandemi pada pertengahan 2022.
Karena itu, meski dunia kembali dihadapkan pada berbagai tantangan yang berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi global, serta memperlebar divergensi pertumbuhan ekonomi antar negara, Indonesia perlu terus yakin dapat menjadikan tantangan tersebut sebagai peluang.
Dalam jangka pendek, katanya, pertumbuhan ekonomi perlu terus didorong dengan memitigasi transmisi negatif dari kondisi pelemahan dan perlambatan ekonomi global, dengan memastikan terjaganya daya beli masyarakat, masuknya investasi, dan stabilitas makroekonomi.
Pertumbuhan ekonomi juga harus inklusif dan berkelanjutan, untuk memastikan tercapainya ketahanan ekonomi dalam jangka menengah-panjang, melalui percepatan transisi energi, pembiayaan yang berkelanjutan, inovasi digital, dan penyiapan SDM yang berbasis ekonomi berkelanjutan.
“Kesimpulan saya, [proyeksi ekonomi] Indonesia [pada 2024] sangat optimis. Optimis karena melihat kinerja ekonomi kita, dan optimis karena situasi politik yang dingin menjelang pemilu 2024. Yang penting, konsisten kerja keras, kerja sinergis antara pemerintah dan swasta, dan kerja yang berkelanjutan,” katanya.