Kabar Duka, Menteri Energi era Soeharto Prof Subroto Meninggal Dunia

Subroto menduduki sejumlah jabatan menteri di era Soeharto.

Kabar Duka, Menteri Energi era Soeharto Prof Subroto Meninggal Dunia
Dr Subroto dalam wawancara yang disiarkan via You Tube Energy Intelligence. (Doc: tangakapan layar You Tube Energy Intelligence)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Prof Dr Subroto, Mantan Menteri Pertambangan dan Energi 1978–1988, dalam era pemerintahan Presiden Soeharto, meninggal dunia pada Selasa (20/12). Subroto wafat pada pukul 16.25 WIB setelah menjalani perawatan intensif di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta. 

Kabar tersebut dikonfirmasi Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Tbk, Hilmi Panigoro, melalui keterangan resminya.

Subroto merupakan penasehat Medco Group dan banyak memberikan ide bagi perusahaan tersebut hingga mampu berkiprah di level nasional dan internasional.

“Manajemen dan keluarga besar Medco Grup berduka cita yang sedalam-dalamnya dan akan sangat kehilangan beliau. Jasa dan suri tauladan yang beliau tunjukkan akan selalu menjadi panutan bagi kami,” ujar Hilmi.

Kementerian ESDM dalam keterangannya menyebut jenazah Subroto akan disemayamkan di Bimasena pada Selasa (20/12) hingga pagi ini (21/12), untuk selanjutnya akan disemayamkan di Gedung Chairul Saleh, kantor Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM, mulai pukul 11.00–15.00 WIB.

Usai itu, jenazah akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada Rabu (21/12) pukul 15.30 WIB.

Profil Prof Dr Subroto

Subroto lahir di Solo, Jawa Tengah, pada 19 September 1923. Setelah lulus dari Akademi Militer di Yogyakarta pada 1948, beliau menyelesaikan Master of Arts dari McGill University, Canada, pada 1956, dan memperoleh gelar Doktor dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1958, serta gelar Profesor dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1965.

Dia juga mendapat gelar Doktor Honoris Causa bidang Hukum dari University of Alaska Anchorage (UAA), Alaska, USA

Sebelum menjabat Menteri Pertambangan dan Energi, ia pernah menjadi Menteri Transmigrasi dan Koperasi pada 1971–1973, dan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi pada 1973–1978. Subroto pernah menjabat sekretaris jenderal organisasi negara pengekspor minyak, OPEC, pada 1988-1994.

Di tingkat global, Subroto dikenal sebagai The Wise Minister Subroto from Indonesia. Julukan itu diberikan karena kearifan serta visinya yang hati-hati dalam pengelolaan minyak di kalangan negara-negara OPEC. Ia juga dikenal piawai berdiplomasi dan mampu meredam silang pendapat antarnegara OPEC, kala menjabat sebagai Presiden Konferensi (1985-1985) dan Sekretaris Jenderal pada tahun 1988-1994.

Subroto Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, dan tercatat sebagai salah satu tokoh yang ikut merancang cetak biru pembangunan perekonomian Indonesia. Bersama Prof. Dr. Widjojo Nitisastro, Prof. Dr. Emil Salim, Prof. Dr. Moh. Sadli, dan Prof. Dr. Ali Wardhana, ia menjadi anggota Tim Ekonomi untuk pembangunan Indonesia pada era awal Orde Baru.  

Subroto merupakan Pendiri dan Ketua BIMASENA, Perkumpulan Masyarakat Pertambangan dan Energi, Pendiri dan Ketua Dewan Pembina Indonesian Institute of Energy Economics (IIEE), Dewan Penasihat PT Medco Energi Internasional, Tbk., Dewan Komisaris PT Bank DBS Indonesia, Ketua Dewan Pembina Yayasan Bangun Bina Anak Indonesia, Ketua Dewan Penasihat Indonesian Mining and Minerals Research Institute (IMMRI), Ketua Dewan Pengawas Ikatan Keluarga Akademi Militer (IKAM), dan Dewan Penasehat ASPERMIGAS.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya