Jakarta, FORTUNE - Aktivis Greenpeace memblokir dua kapal tanker minyak di lepas pantai Denmark sebagai upaya untuk menghentikan pendanaan invasi Rusia ke Ukraina. Salah satunya adalah kapal tanker Pertamina Prime, yang mengumpulkan minyak mentah dari beberapa kapal tanker dan akan berlayar ke China setelah transfer minyak selesai.
Satu kapal lain, Seaoath, telah tiba di Rusia untuk membawa sekitar 100 ribu ton minyak mentah Ural dan berusaha untuk mentransfer minyak ke kapal tanker Pertamina Prime yang lebih besar, menurut data pelacakan kapal Greenpeace dan Refinitiv.
Sumber perdagangan dan pengiriman mengatakan Trafigura—salah satu perusahaan pedagang minyak terbesar di dunia—telah menyewa Seaoath yang memuat minyak mentah Rusia.
Trafigura menolak untuk mengomentari pengiriman spesifik tersebut tetapi mengatakan pihaknya mengutuk perang di Ukraina. Trafigura mengatakan tidak melakukan bisnis minyak dan gas baru di Rusia tetapi terus mematuhi kontrak yang ada yang disepakati sebelum invasi.
"Ketika kami muncul, mereka bahkan berhenti mencoba," kata aktivis Gustav Martner kepada Reuters, di atas kayak yang mengambang di sebelah supertanker Pertamina Prime sepanjang 330 meter. "Sekarang, sepertinya mereka sedang menunggu kita."
Greenpeace lacak 299 kapal
Sebagai informasi, Uni Eropa dan sekutunya telah menjatuhkan sanksi berat terhadap Rusia, termasuk membekukan aset bank sentralnya. Sementara Amerika Serikat dan Inggris telah mengambil langkah-langkah untuk melarang impor minyak Rusia, Uni Eropa, yang sangat bergantung pada energi Rusia, tidak menjatuhkan sanksi pada minyak dan gas alam Rusia.
Greenpeace mengatakan telah melacak 299 kapal tanker yang membawa minyak dan gas dari Rusia sejak dimulainya apa yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina pada 24 Februari. Dari jumlah itu, 132 menuju ke Eropa, katanya.
"Sangat memalukan bahwa kami terus mendanai perang dengan membeli bahan bakar fosil Rusia. Ini terjadi di Denmark. Mereka seharusnya tidak diizinkan berada di sini," kata Martner. ""Kami akan tinggal sampai politisi bertindak."
Sementara itu, hingga kini PT Pertamina (Persero) belum memberikan konfirmasi terkait blokade kapal tanker tersebut.