Jakarta, FORTUNE - Kementerian Kesehatan meminta masyarakat mewaspadai perkembangan penyakit Hepatitis Akut yang belum diketahui etiologi atau asal usulnya hingga saat ini. Pasalnya, penyakit yang disebut berasal dari Inggris Raya itu ditetapkan WHO sebagai Kejadian Luar Biasa pada 15 April 2022 usai menyerang anak-anak usia 11 bulan hingga 5 tahun.
Imbauan tersebut tertuang dalam Surat Edaran bernomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan Terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Ekologinya (Acute Hepatitis of Unknown Aetologi).
Dalam surat tersebut, dijelaskan bahwa WHO menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut pada anak-anak selama periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.
Sejak resmi dipublikasikan sebagai KLB oleh WHO, jumlah laporan pun terus bertambah, dan kini tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara di mana kisaran kasus terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun. Tujuh belas anak di antaranya atau 10 persennya memerlukan transplantasi hati, dan 1 kasus dilaporkan meninggal.
Di luar negeri, Adenovirus terdeteksi pada 74 kasus yang setelah dilakukan tes molekuler, teridentifikasi sebagai F type 41. SARS-CoV-2 juga ditemukan pada 20 kasus, sedangkan 19 kasus terdeteksi adanya ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.
"Penyebab dari penyakit tersebut masih belum diketahui. Pemeriksaan laboratorium telah dilakukan dan virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut," demikian penjelasan surat edaran tersebut, dikutip Rabu (4/5).
Gejala
Peningkatan kewaspadaan Hepatitis Akut ini diterapkan Kementerian Kesehatan setelah tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta dengan dugaan Hepatitis Akut. Ketiganya meninggal dunia dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.
Ketiga pasien ini merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat. Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan, mereka bergejala mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.
Selain itu, gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (penyakit kuning) akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah).
Saat ini, Kementerian Kesehatan sedang berupaya menginvestigasi penyebab kejadian hepatitis akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. Dinas kesehatan Provinsi DKI Jakarta sedang melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut.
''Selama masa investigasi, kami menghimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang," ucap Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, dikutip dari keterangannya, Selasa, 3 Mei 2022.
Nadia mengimbau, jika anak-anak memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, penurunan kesadaran agar segera memeriksakan anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.
"Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan,'' ujar Nadia.