Kementerian ESDM Targetkan Jargas Full Alirkan Hidrogen pada 2045

80 persen city gas akan dipasok oleh hidrogen mulai 2038.

Kementerian ESDM Targetkan Jargas Full Alirkan Hidrogen pada 2045
Dok. PGN
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Kementerian ESDM menargetkan penyaluran hidrogen melalui jaringan gas (jargas) penuh terealisasi setelah 2045.
  • Pasokan city gas lewat jargas hingga 2038 akan dipasok dari 20 persen hidrogen dan 80 persen gas alam, sementara pada 2038-2045, city gas akan dipasok oleh setidaknya 80 persen gas hidrogen.
  • Hidrogen dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk industri, pembangkit listrik, dan transportasi dengan potensi besar di Indonesia.

Jakarta, FORTUNE -  Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan penyaluran Hidrogen melalui jaringan gas (Jargas) secara penuh bisa terealisasi setelah 2045. 

Koordinator Keteknikan dan Lingkungan Aneka EBT Kementerian ESDM, Tony Susandi, mengatakan hal tersebut dimungkinkan lantaran Indonesia memiliki potensi green hydrogen sangat besar, mengingat potensi energi baru terbarukan (EBT) yang dapat mencapai 4.000 gigawatt (GW). 

Dalam peta jalan yang dikembangkan pemerintah, hingga 2038 pasokan city gas lewat jargas rencananya akan dipasok dari 20 persen hidrogen dan 80 persen gas alam. Sementara pada kurun 2038 hingga 2045, city gas akan dipasok oleh setidaknya 80 persen gas hidrogen.

"Kami juga dulu menyampaikan tahapan kepada Bappenas, pada waktu kita membahas [roadmap] itu. Contohnya di [Inggris] itu baru memperbolehkan satu persen dicampur pada pipeline existing, tanpa perubahan apa pun," ujarnya dalam Investortrust Future Forum: Menggali Potensi Besar dan Masa Depan Mobil Hidrogen, Kamis (16/5).

Dalam kesempatan yang sama, Tony juga menyampaikan tentang besarnya permintaan hidrogen sebagai bahan bakar, mulai dari industri, pembangkit listrik, hingga transportasi. 

Untuk pembangkit listrik, misalnya, hidrogen dapat digunakan sebagai bahan baku cofiring guna menurukan emisi karbon dari pembakaran batu bara.

"Di pembangkit Paiton, teman-teman PLN juga sudah bikin contohnya, membuat hidrogen dari energi terbarukan PLTS kemudian untuk elektrolisis air, lalu hidrogennya itu dipakai lagi untuk pembangkit listrik," katanya

Selain itu, ada pula potensi proyek pembangkit listrik hibrida di Sumba yang dikembangkan oleh perusahaan asal Prancis. Selain menurunkan emisi, menurutnya, hidrogen juga dapat menurunkan biaya pokok produksi (BPP) pembangkit listrik. 

"Kami juga punya keterbatasan untuk memberikan subsidi," ujarnya.

Potensi permintaan hidrogen lainnya juga bisa berasal dari sektor industri, termasuk kilang. Lalu, ada pula potensi permintaan cukup besar dari industri transportasi lantaran 50 persen kendaraan di Ibu Kota Nusantara (IKN) ditargetkan menggunakan transportasi publik berbahan bakar hidrogen—sebagaimana tertuang dalam Perpres 63/2022.

"Mudah-mudahan ini nanti akan kami detailkan di dalam program. 50 persen itu berapa di transportasi publik. Kan kita harus bisa memproyeksikan nanti di tahun 2035 ada berapa baru nanti kita bisa tahu hidrogennya perlu berapa ton," katanya.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

IDN Channels

Most Popular

OPEC+ Sepakat Tunda Kenaikan Produksi Minyak Hingga November
Bisnis Manajemen Fasilitas ISS Tumbuh 5% saat Perlambatan Ekonomi
7 Jet Pribadi Termahal di Dunia, Harganya Fantastis!
Gagal Tembus Resisten, IHSG Diprediksi Konsolidasi
Fitur AI Jadi Alasan Canva Naikkan Harga hingga 300%
Pertamina Siapkan 15 Persen Belanja Modal untuk Transisi Energi