Kepala BSSN Ungkap Hanya 2 Persen Data PDNS yang Terselamatkan

Dua persen data yang selamat tercadangkan di PDN Batam.

Kepala BSSN Ungkap Hanya 2 Persen Data PDNS yang Terselamatkan
Konferensi Pers gangguan siber di PDN, Senin (24/6). (Tangkapan layar)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Hanya 2% data PDNS yang terselamatkan karena sudah tercadangkan di pusat data lain di Batam.
  • Kemenkominfo belum melakukan pencadangan data di pusat data lain.
  • Peraturan BSSN mengharuskan seluruh data PDN dicadangkan oleh Kemenkominfo, namun aturan tersebut tidak dilaksanakan.

Jakarta, FORTUNE - Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian, menyatakan hanya dua persen data pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) yang berhasil diselamatkan usai mengalami serangan ransomware.

Dua persen data tersebut terselamatkan karena sudah dicadangkan (backup) di pusat data lain yang ada di Batam.

Hal tersebut dia sampaikan ketika dicecar pertanyaan oleh Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid, Kamis (27/6), terkait berapa persen data PDNS Surabaya yang sudah dicadangkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

Dalam rapat tersebut, Hinsa awalnya memaparkan aturan dalam Pasal 5 ayat 2 Peraturan BSSN No.4/2021, yang mengharuskan seluruh data PDN dicadangkan oleh Kemenkominfo.

Sayangnya, ketika PDNS menampung data, Kemenkominfo belum melakukan pencadangan di pusat data lain.

"Ini sudah kita sampaikan dan memang kami lihat secara umum. Mohon maaf, Pak Menteri. Permasalahan utama adalah tata kelola ini hasil pengecekan kita dan tidak adanya backup," kata Meutya.

Lantaran tidak tercadangkan, data yang berada di PDNS Surabaya tidak bisa langsung dipulihkan ketika serangan ransomware terjadi.

"Artinya apa? Data yang ada di Surabaya, harusnya ada persis seperti itu juga di Batam. Jadi, begitu misalnya ada gangguan di Surabaya, analoginya hampir sama, mati listrik, hidupkan genset," ujar dia."Makanya itu tidak dinyatakan DRC (disaster recovery center), hanya tempat penyimpanan data. Jadi, kami tentunya sebagai dari sisi keamanan kami harus sampaikan yang terkait dengan keamanan," ujar.

Serangan ransomware ke PDNS

Hinsa menyatakan PDN mengalami gangguan akibat serangan siber ransomware dengan nama Brain Cipher, yang merupakan pengembangan terbaru dari ransomware Lockbit 3.0.

"Memang ransomware ini dikembangkan terus, dan ini adalah yang terbaru,” ujarnya.

Hinsa mengatakan proses investigasi masih terus dijalankan oleh BSSN, Kominfo, Polri, Telkom, dan mitra lainnya meski dengan keterbatasan barang bukti, karena kondisinya terenkripsi.

“Ini jadi pekerjaan untuk kami pecahkan,” katanya.

Serangan terjadi pada PDNS yang ada di Surabaya. PDNS di Jakarta dan Surabaya memang sengaja dibangun untuk menampung berbagai data yang dibutuhkan untuk bisnis dan jalannya pemerintahan, sembari menunggu selesainya pembangunan PDN.

Sementara itu, layanan imigrasi yang sebelumnya ikut terdampak—seperti visa dan izin tinggal, tempat pemeriksaan imigrasi, layanan paspor, layanan visa on arrival, dan layanan dokumen keimigrasian—sudah berjalan normal. Berkenaan dengan dugaan adanya praktik jual beli data kepolisian secara ilegal melalui Dark Web Hinsa mengatakan bahwa konfirmasi sudah dilakukan dengan Polri.

“Mereka bilang, itu ada data, tapi memang data lama,” ujarnya. “Kami juga meyakinkan bahwa sistem kepolisian sudah berjalan dengan baik.”

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Apa itu Review? Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Cara Membuatnya
AMDAL Jadi Kendala, Proyek Pabrik Chandra Asri Tertunda
Siapa Pemilik Le Minerale? Ini Profilnya
Ancam Mogok Kerja 2 Hari, KSPI Tolak Wacana PPN 12 Persen
Antisipasi ledakan Trafik Data, Jaringan AI Butuh Peningkatan
Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024