Konsumsi Pertalite, Solar, hingga LPG 3 Kg Diramalkan Naik pada 2025

Tahun ini LPG 3 kg diproyeksi over quota.

Konsumsi Pertalite, Solar, hingga LPG 3 Kg Diramalkan Naik pada 2025
Ilustrasi: Petugas SPBU sedang mengisikan Pertalite ke mobil konsumen. (Dok. Pertamina)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Konsumsi Pertalite 2025 proyeksikan meningkat 500.000–600.000 kl dari tahun ini.
  • Konsumsi solar diproyeksikan naik 890.000–990.000 kl, sementara kerosin naik 25.000–27.000 kl.
  • Proyeksi didasarkan pada pertumbuhan ekonomi, kendaraan bermotor, konversi minyak tanah ke LPG, dan pengawasan subsidi.

Jakarta, FORTUNE - Konsumsi Pertalite pada 2025 diproyeksikan akan meningkat 500.000–600.000 kiloliter (kl) dari prognosa konsumsi tahun ini yang sebesar 31,6 juta kl.

"Untuk pertalite (proyeksinya) di angka 32,1 juta kiloliter hingga 32,2 juta kiloliter," kata Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, di hadapan Komisi VII DPR, Selasa (28/5).

Kemudian untuk Solar, konsumsinya diproyeksikan mencapai 18,6 juta kl hingga 18,7 juta kl atau meningkat 890.000–990.000 kl dari prognosa konsumsi tahun ini yang sebesar 17,71 juta kl.

"Untuk kerosin atau minyak tanah ada di angka 525.000 kiloliter sampai 527.000 kiloliter," katanya.

Proyeksi konsumsi minyak tanah naik 25.000–27.000 kl dari prognosa tahun ini yang sebesar 500.000 kl.

Riva mengatakan ada beberapa asumsi yang digunakan Pertamina dalam menyusun atau menghitung proyeksi untuk penyaluran Solar, Pertalite serta minyak tanah pada 2025.

Pertama adalah estimasi pertumbuhan ekonomi 2025 yang didasarkan pada rilis Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan pada 20 Mei 2024 pada kisaran 5,1–5,5 persen.

Kedua, pertumbuhan kendaraan bermotor diramalkan mencapai 4–5 persen, dan itu telah "memperhitungkan pertumbuhan kendaraan listrik di tahun 2024 dan 2025." 

Lalu, asumsi lainnya adalah belum dilakukannya konversi minyak tanah ke LPG di wilayah Indonesia timur.

Empat, pengawasan terus berlangsung dan pencatatan subsidi untuk Pertalite, Solar, dan LPG tetap berlaku.

Dalam kesempatan tersebut, Riva juga menyampaikan permohonan dukungan dari DPR agar mendukung dilakukannya peninjauan ulang terhadap angka subsidi Solar, yang saat ini mencapai Rp1.000 per liter.

"Mohon kiranya bisa mendapat dukungan untuk dapat melakukan perhitungan ulang karena ada kompensasinya sendiri," katanya. "Saat ini sudah mencapai Rp5.000 per liter."

Proyeksi konsumsi LPG 3 Kg

Konsumsi LPG 3 kg pada 2025 diproyeksikan mencapai 8,46 juta metrik ton (mt). Angka tersebut lebih tinggi satu persen dibandingkan dengan prognosa konsumsi tahun ini yang sebesar 8,38 juta kl. 

"Besarannya 1,0 persen dibandingkan prognosa yang tadi kami sampaikan di tahun 2024 atau berada 5 persen di atas kuota yang disetujui dan masuk ke dalam APBN tahun 2024 sebesar 8,03 juta mt," ujarnya.

Berdasarkan catatan Pertamina Patra Niaga, realisasi penyaluran LPG 3 kg telah mencapai 2,69 juta mt hingga April 2024. Angka tersebut lebih tinggi 1,8 persen dibandingkan dengan kuota hingga April 2024.

Dari situ, tergambar adanya peningkatan konsumsi masyarakat menyusul sejumlah momen seperti Ramadan dan Idulfitri, serta Pemilu.

"Namun demikian, dengan mempertimbangkan penyaluran harian LPG hingga April 2024 dan upaya-upaya pencatatan dan juga melakukan pembahasan di dalam pengendalian dan juga pembelian kuota elpiji, maka kuota penyaluran LPG 3 kg tahun 2024 sebesar 8,38 juta meter atau over 4,4 persen," katanya.

Related Topics

Pertamina Patra Niaga

Magazine

SEE MORE>
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024

IDN Channels

Most Popular

Apa Itu BRICS: Sejarah dan Perannya Melawan Dominasi G7
Indonesia Mulai Proses Pengajuan Keanggotaan BRICS
Melawan Putusan Pailit, Sritex Ajukan Kasasi
Prabowo Bakal Hapus Utang 6 Juta Petani & Nelayan, Jadi Beban Bank?
RI Bakal Gabung BRICS, CSIS: Tak Perlu Karena Sudah Ada di G20
SIDO Bagi Dividen Interim Rp18/Saham, Ini Jadwalnya