KPPU Dalami Persaingan Usaha Tak Sehat yang Bikin Harga Beras Naik

Sebuah tim investigasi dibentuk.

KPPU Dalami Persaingan Usaha Tak Sehat yang Bikin Harga Beras Naik
Ilustrasi toko beras. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) akan mendalami indikasi praktik persaingan usaha tidak sehat dalam perkara kenaikan Harga Beras

Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama KPPU, Deswin Nur, mengatakan keputusan tersebut diambil dalam rapat bersama antara KPPU, Badan Pangan Nasional, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Satuan Tugas Pangan POLRI, asosiasi, serta berbagai pelaku usaha besar komoditas tersebut.

"KPPU telah membentuk tim yang tidak hanya mengkaji industri tetapi juga melakukan investigasi, dan bila ditemukan adanya indikasi praktik persaingan usaha tidak sehat, KPPU akan menindaklanjutinya dengan proses penegakan hukum," ujar Deswin dalam keterangan resminya, Kamis (28/2).

Ada sejumlah poin penting yang dihasilkan dalam rapat itu.

Pertama, hambatan di hulu (panen gabah). Berbagai macam faktor diduga mengakibatkan turunnya tingkat produksi gabah panen dan beras, di antaranya musim dan cuaca, berkurangnya luas lahan tanam. serta produktivitas lahan yang relatif rendah. 

Kemudian, makin banyak usaha banyak usaha penggilingan padi kecil tidak sanggup bersaing dengan usaha penggilingan besar untuk memperoleh gabah hasil panen.

Kedua, hambatan pada sisi produksi dan distribusi beras. Sejak akhir 2023 hingga awal Februari 2024, para pelaku usaha dalam bidang beras menyampaikan kesulitannya dalam menemukan beras untuk disalurkan ke pasar (terutama pasar modern).

Memasuki periode akhir Februari ini, beberapa daerah telah melakukan panen sehingga diharapkan beras dapat tersedia kembali di tingkat penggilingan padi hingga distributor.

Ketiga, penentuan harga beras, menurut Persatuan Penggiling Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), dibentuk oleh pelaku usaha yang memiliki jaringan langsung dengan produsen di wilayah sentra produksi. Hal ini kemudian berpengaruh secara langsung terhadap harga jual-beli di daerah lain.

Keempat, efektivitas kebijakan harga eceran tertinggi (HET) untuk komoditi beras. Berdasarkan data dan informasi dari berbagai daerah, harga yang terbentuk di pasar relatif lebih besar dari HET yang ditetapkan pemerintah.

"Untuk menindaklanjuti berbagai data, informasi serta temuan dalam diskusi tersebut diatas, KPPU akan melakukan pendalaman lebih lanjut terutama untuk identifikasi potensi praktik persaingan usaha tidak sehat mengacu kepada Undang-Undang No.5 Tahun 1999," ujarnya.

Related Topics

KPPUHarga Beras

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

Emas Menguat Setelah Data Inflasi AS Lebih Rendah Dari Ekspektasi
TikTok Diblokir Mulai 19 Januari 2025, Pengguna AS Beralih
WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Openspace Himpun Dana US$165 Juta, Siap Perluas Investasi Startup
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers