Menkeu Sebut Kontribusi Sektor Keuangan ke Perekonomian Masih Rendah

Rasio kapitalisasi pasar modal Indonesia hanya 48 persen. 

Menkeu Sebut Kontribusi Sektor Keuangan ke Perekonomian Masih Rendah
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam keterangan pers secara daring, Sabtu (16/4). (dok. Kemenkeu)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan kontribusi sektor keuangan domestik terhadap perekonomian masih relatif kecil dibandingkan negara-negara di Asean. Ini tergambar dari rasio kapitalisasi pasar modal Indonesia hanya 48 persen. 

"Negara-negara di sekitar kita yang lebih maju seperti Malaysia, Thailand, atau Singapura, mereka bisa memiliki rasio kapitalisasi pasar modal hingga mencapai mendekati 100 persen," ujarnya dalam acara "LIKE IT : Sustain Habit in Investing, Invest in Sustainable Instruments", Jumat (12/8).

Karena itu, ia menilai Indonesia memiliki peluang untuk terus meningkatkan peranan pasar modal sebagai salah satu sektor keuangan yang mendorong produktifitas ekonomi nasional. Meski demikian, tantangan sektor keuangan di Indonesia tak hanya dari sisi kapitalisasi pasar modal, melainkan juga karena karakteristik pasar yang masih berorientasi kepada akumulasi dana bersifat jangka pendek.

Kondisi tersebut tentunya sangat menyulitkan pada saat kebutuhan pembangunan atau kebutuhan perekonomian yang sering membutuhkan sumber dana jangka panjang, misalnya untuk pembangunan infrastruktur.

"Pembangunan infrastruktur biasanya membutuhkan dana yang sangat besar dan kemampuan untuk mengembalikannya juga membutuhkan jangka waktu yang panjang. Katakanlah 20 tahun, bahkan bisa 30 tahun ," jelas Sri Mulyani.

PR KSSK

Bendahara Negara juga berpendapat kemampuan sektor keuangan Indonesia untuk memupuk dana jangka panjang menjadi sangat penting, apalagi saat ini sektor keuangan Indonesia masih didominasi oleh sektor perbankan.

Tercatat 80 persen dari aset sektor keuangan adalah di sektor perbankan dan mayoritas dalam bentuk deposito yang merupakan simpanan berjangka pendek atau di bawah 5 tahun. Sementara sektor yang mampu mengakumulasi dana jangka panjang seperti industri asuransi serta dana pensiun kontribusinya hanya 14 persen.

Dus, kata dia, hal tersebut menjadi salah satu pekerjaan rumah bagi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk terus mampu membangun sektor keuangan yang mampu mengumpulkan dan memobilisasi dana dalam jangka panjang yang kuat serta kredibel.

"Tentu ini merupakan sebuah pekerjaan rumah yang sangat tidak mudah, apalagi masyarakat masih perlu untuk dibangun, tidak hanya literasinya, tetapi juga kepercayaan dan keyakinannya terhadap sistem keuangan, instrumen keuangan, dan lembaga-lembaga keuangan," tandasnya.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina