Jakarta, FORTUNE - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menginstruksikan penyelesaian konstruksi Jalan Tol Cileunyi–Sumedang–Dawuan (Cisumdawu) Seksi 4–6 (Cimalaka–Dawuan) sepanjang 29,3 km pada awal Juni 2023.
Dengan demikian Jalan Tol Cisumdawu dapat beroperasi seluruhnya sepanjang 62 km. Dalam periode mudik Lebaran lalu, Seksi 4-6 Tol Cisumdawu telah dibuka secara fungsional.
"Jalan Tol Cisumdawu merupakan proyek strategis nasional yang sudah ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Segera operasionalkan dengan tetap mengutamakan kualitas, safety, dan estetika. Ruas tol Cisumdawu sekaligus juga untuk mendukung operasional Bandara Kertajati," kata Basuki.
Pada ruas Tol Cisumdawu telah beroperasi Seksi 1 Cileunyi–Pamulihan (11,45 Km) sejak Januari 2022. Diikuti dengan Seksi 2 Pamulihan–Sumedang (17,05 Km) dan Seksi 3 Sumedang–Cimalaka (4,05 Km) yang beroperasi sejak Desember 2022 guna mendukung kelancaran lalu lintas selama Nataru 2022–2023.
Tol Cisumdawu terdiri dari 6 seksi yang dibangun dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan biaya konstruksi Rp5,5 triliun.
Dari keenam seksi, Seksi 1 dan 2 dikerjakan oleh pemerintah sebagai bagian dari viability gap fund (VGF) guna meningkatkan kelayakan investasi tol tersebut. Sementara Seksi 3–6 dikerjakan oleh Badan Usaha Jalan Tol PT CKJT.
Teknologi khusus Tol Cisumdawu
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional DKI Jakarta–Jawa Barat, Brawijaya, mengatakan ada teknologi khusus yang diterapkan dalam pembangunan Tol Cisumdawu, yakni geofoam EPS yang diterapkan pada pembangunan Seksi 5A di Desa Cipamekar, Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang.
"Pada Seksi 5A ini, terdapat bagian tanah labil dan berair sehingga tidak bisa ditangani dengan urukan atau konstruksi biasa. Ini yang pertama dikerjakan dengan skala massal dengan volume hampir 40.000 m3. Timbunan ringan ini akan mengurangi risiko longsor," kata Brawijaya.
Geofoam EPS adalah material yang berbentuk balok-balok berbobot ringan dan sudah biasa diterapkan di luar negeri, terutama untuk menangani lapisan tanah yang labil.
"Kelebihan utama dari geofoam adalah bebannya yang ringan. Sebagai perbandingan, berat tanah timbunan adalah 1800 kg/m3, sedangkan berat geofoam hanya 25 kg/m3," ujarnya.