Jakarta, FORTUNE - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengatakan pemerintah akan kembali mengizinkan PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk melakukan ekspor konsentrat tembaga setelah Juni 2023.
"[Keputusannya] boleh [ekspor konsentrat tembaga], sampai progresnya komitmen dia untuk menyelesaikan [smelter] dan tidak boleh lebih dari pertengahan tahun depan," kata Arifin di lingkungan istana kepresidenan Jakarta, seperti dikutip Antara, Jumat (28/4).
Berdasarkan amanat UU No 3 tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba), pemerintah mulai menghentikan ekspor komoditas mineral mentah termasuk konsentrat tembaga setelah 10 Juni 2023. Meski demikian, PTFI tetap diizinkan melakukan ekspor sampai smelter yang dibangun mulai operasi pasar pada 2024.
Sebelumnya, CEO Freeport-Mcmoran Inc, sekaligus Presiden Komisaris PT Freeport Indonesia, Richard C. Adkerson, mengaku tengah bernegosiasi untuk memperoleh persetujuan kelanjutan ekspor konsentrat tembaga setelah 10 Juni 2023.
Harapannya, ekspor konsentrat masih bisa dilakukan hingga pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga baru di Manyar, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, beroperasi penuh pada 2024.
Menurut Arifin, permintaan tersebut perlu dipertimbangkan dengan melihat komitmen PTFI dalam pembangunan smelternya di Gresik. "Kita pertimbangkan kendala yang dihadapi pembangunannya. Waktu COVID-19, kontraktornya Jepang. Jepang saja berapa tahun lockdown. Memang pengerjaan engineering-nya agak sulit berprogres. Kalau engineering tidak ada progres, pembelian materi procurement juga tidak ada progres," jelas Arifin.
Pertimbangan pemberian izin
Hingga Maret 2023, proses pembangunan smelter PTFI di Gresik telah mencapai sekitar 60 persen. Menurutnya, kendala pembangunan smelter di Manyar selama pandemi juga menjadi pertimbangan pemerintah dalam memberikan izin ekspor konsentrat karena masuk kategori keadaan kahar atau force majeur.
Selain itu, pemerintah juga mempertimbangkan pemasukan bagi Mining Industry Indonesia (MIND ID) selaku BUMN Holding Industri pertambangan Indonesia yang menaungi PTFI serta beberapa perusahaan lain seperti PT ANTAM Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Inalum (Persero), dan PT Timah Tbk.
"Jadi bahan konsiderasi kita, karena kalau disetop sama sekali maka MIND ID (punya saham) 51 persen, Indonesia sudah 51 persen sahamnya jadi dampaknya akan lebih banyak. Kita cari jalan keluarnya" kata Arifin.
"Dia [Freeport Indonesia] boleh ekspor konsentrat kalau dia bangun smelter, dan smelter ini progresnya bulan ini sudah 60 persen. Tapi memang harusnya secara aturan sudah selesai 2023, tapi tadi disampaikan isu-isu kesulitan yang dihadapi dan di situ juga partnership-nya juga antara Indonesia dengan Freeport," ujarnya.