Jakarta, FORTUNE - Kementerian Keuangan meraup Rp20 triliun dari lelang tujuh seri surat utang negara (SUN), yakni SPN03230517 (new issuance), SPN12240201 (reopening), FR0095 (reopening), FR0096 (reopening), FR0098 (reopening), FR0097 (reopening) dan FR0089 (reopening).
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) mencatat minat investor dalam lelang pada Selasa (14/2) tersebut masih solid. Ini tecermin dari penawaran masuk (incoming bids) senilai Rp55,98 triliun atau 2,43 kali dari target indikatif yang telah diumumkan sebelumnya.
"Hal ini didorong sikap optimis investor atas membaiknya perekonomian global setelah pengumuman kenaikan suku bunga acuan AS pada awal Februari dan diperkuat data ekonomi domestik yang positif, antara lain rilis pertumbuhan ekonomi 2022 sebesar 5,31 persen (yoy), serta naiknya Cadangan Devisa Januari menjadi US$139,4 miliar dari US$137,2 miliar pada Desember 2022," demikian DJPPR dalam keterangan resmi, Rabu (15/2).
Menurut DJPPR juga, permintaan investor masih dominan pada seri SUN tenor 5 dan 10 tahun dengan jumlah penawaran masuk dan penawaran dimenangkan (awarded bids) 72,45 persen dan 73 persen berturut-turut. Tenor 10 tahun menjadi incoming bids terbesar dengan Rp24,35 triliun (43,5 persen dari total incoming bids) dan untuk yang dimenangkan mencapai Rp9,65 triliun (48,0 persen dari total awarded bids).
Aliran masuk modal asing berlanjut
Kemenkeu juga mencatat aliran modal masuk (inflow) investor asing pada lelang SUN terus berlanjut, ditandai dengan incoming bids Rp6,55 triliun.
Mayoritas incoming bids dari investor asing tersebut berlaku pada seri SUN tenor 5 dan 10 tahun, yaitu Rp5,45 triliun atau 88,61 persen dari total incoming bids investor asing dan dimenangkan sebesar Rp2,48 triliun atau 12,4 persen dari total awarded bids.
Kemudian Weighted Average Yield (WAY) pada lelang SUN kemarin juga bergerak beragam bila dibandingkan dengan level WAY lelang sebelumnya.
"Perubahan tingkat yield SUN tenor 5, 15 dan 20 tahun mengalami kenaikan masing-masing sebesar 1, 9 dan 10 bps. Sementara untuk SUN tenor 10 dan 30 tahun mengalami penurunan yield masing-masing sebesar 3 bps," demikian DJPPR.
