Penerimaan Negara April 2022 Rp853,6 Triliun, Naik 45,9%

Kenaikan penerimaan ditopang harga komoditas.

Penerimaan Negara April 2022 Rp853,6 Triliun, Naik 45,9%
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam keterangan pers secara daring, Sabtu (16/4). (dok. Kemenkeu)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi pendapatan negara per April 2022 mencapai Rp853,6 triliun atau naik 45,9 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp584,9 triliun.

"Growth ini bagus banget, bulan lalu saja 32,1 persen growth-nya. Semua komponen pendapatan negara naik," ujarnya dalam konferensi pers APBN KiTA, Senin (24/5).

Realisasi pendapatan negara meliputi penerimaan perpajakan sebesar Rp676,1 triliun, meningkat 49,1 persen dari Rp453,5 triliun pada April 2021, serta PNBP sebesar Rp177,4 triliun atau meningkat 35 persen dari Rp131,3 triliun pada periode sama tahun lalu.

Secara terperinci, penerimaan perpajakan terdiri dari penerimaan pajak Rp567,7 triliun yang naik 51,5 persen dari periode sama tahun lalu Rp374,6 triliun, serta kepabeanan dan cukai Rp108,4 triliun yang juga naik 37,7 persen dari Rp78,7 triliun.

Realisasi penerimaan pajak Rp567,7 triliun tersebut meliputi PPh non-migas sebesar Rp342,48 triliun atau 54,06 persen dari target serta PPN dan PPnBM Rp192,12 triliun atau 34,65 persen dari target.

Kemudian PBB dan pajak lainnya Rp2,43 triliun atau 8,17 persen dari target serta PPh Migas Rp30,66 triliun atau 64,8 persen dari target.

Ditopang komoditas

Sri Mulyani menuturkan, kinerja penerimaan pajak hingga April ini ditopang oleh tren peningkatan harga komoditas serta pertumbuhan ekonomi yang ekspansif dan tingkat permintaan yang terus membaik sehingga mendorong peningkatan impor dan penyerapan tenaga kerja.

Selain itu kinerja yang sangat baik pada pajak juga karena adanya basis yang rendah pada tahun lalu serta implementasi kebijakan Program Pengungkapan Sukarela (PPS).

Secara rinci pertumbuhan penerimaan yang tinggi itu utamanya didukung PPh Badan Tahunan yang sejalan dengan jatuh tempo penyampaian SPT PPh Badan serta transaksi ekonomi yang meningkat pada Ramadhan sekaligus pergeseran sebagian pembayaran PPh 22 atas THR ke April.

Sementara untuk penerimaan kepabeanan dan cukai yang sebesar Rp108,4 triliun atau 44,2 persen dari target Rp245 triliun meliputi bea masuk yang tumbuh 33,2 persen didorong membaiknya ekonomi nasional serta sektor perdagangan dan pengolahan.

Penerimaan kepabeanan dan cukai juga didorong oleh cukai yang tumbuh 30,8 persen karena implementasi kebijakan cukai dan efektivitas pengawasan serta kebijakan relaksasi PPKM dan membaiknya sektor perhotelan termasuk pariwisata.

Bea keluar (BK) yang tumbuh 102,1 persen turut mendorong penerimaan kepabeanan dan cukai seiring meningkatnya volume ekspor tembaga dan BK CPO yang tumbuh akibat tarif BK maksimal serta pengenaan BK pada produk turunannya.

Terakhir untuk penerimaan PNBP sebesar Rp177,4 triliun yang naik merupakan 52,9 persen dari target Rp335,6 triliun didukung oleh meningkatnya pendapatan semua komponen PNBP kecuali pendapatan Badan Layanan Usaha (BLU).

Pendapatan BLU terkontraksi 36,4 persen atau masih 25,7 persen dari target karena berkurangnya pendapatan pengelolaan dana perkebunan kelapa sawit dan layanan pendidikan.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

Profil Rahmat Shah, Pengusaha Sukses dan Ayah Raline Shah
Berapa Harga 1 Lot Saham BBRI? Ini Rincian dan Kinerjanya
Profil Pemilik Kopi Tuku, Rintis Usaha dari Tugas Kuliah
4 Sosok Konglomerat Pengendali Saham CBDK usai Debut IPO
Layanan Marketplace Bukalapak Tutup, Dampak dari Predatory Pricing
Hashim Djojohadikusumo Beli Induk WIFI, Saham Sentuh ARA